KETIK, JAKARTA – Mario Aji adalah kebanggaan Indonesia. Pembalap 19 tahun tersebut menjadi satu-satunya wakil merah putih yang kini tampil di ajang balap paling bergengsi dunia yakni grand prix Moto3 GP.
Sesaat setelah menyelesaikan balapan April lalu (16/4/2023) di sirkuit Austin pada GP Amerika Serikat (AS), Mario Aji berteriak histeris saat tiba di paddock timnya yakni Honda Team Asia.
Dia tak bisa membendung air mata. Para krunya saat itu juga menyambutnya dengan pelukan dan teriakan.
Saat itu pembalap asal Magetan, Jawa Timur tersebut baru membuat catatan sejarah. Dia finis di posisi 12 yang membuatnya berhak meraih poin perdananya musim ini yakni 4 poin.
“Hasil itu sama sekali belum membuat saya puas. Saya masih ingin meraih lebih banyak poin lagi,” ucap Mario Aji.
Pada musim perdananya tampil di Moto3 GP tahun lalu, Mario Aji juga langsung membuat kejutan. Saat sirkuit kebanggaan Indonesia Mandalika menyelenggarakan kali pertama ajang grand prix yakni Moto3, Moto2, dan MotoGP, (20/3/2022), Mario Aji menyelamatkan muka tuan rumah.
Mario Aji saat tampil di Moto3 2023. (Foto: Honda Team Asia)
Sebagai pembalap Indonesia satu-satunya yang tampil, di babak kualifikasi Mario Aji sudah membuat puluhan ribu penonton yang memadati sirkuit di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu bergemuruh.
Saat itu dia merangsek meraih posisi start ketiga untuk berdiri di parc ferme. Pada hari balapan dia finis di posisi 12 untuk meraih 2 poin.
Catatan-catatan itu membuat Mario Aji tak terbantahkan sebagai pembalap terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Meski baru dua musim kariernya berjalan di Moto3 GP, torehan Mario Aji sudah melebih senior-seniornya yakni para pembalap Indonesia lain yang pernah tampil di grand prix.
Lima poin yang dia kumpulkan pada Moto3 2022 membuatnya tercatat sebagai pembalap Indonesia tersukses sepanjang sejarah di grand prix.
Sebelum Mario Aji, tidak ada satu pun pembalap Indonesia di grand prix bisa menciptakan lima poin dalam satu musim seperti pembalap 19 tahun itu. Para senior itu di antaranya adalah Rapid Topan Sucipto, Doni Tata Pradita, Gerry Salim, Dimas Ekky Pratama, hingga Andi Farid Izdihar.
Dari semuanya, hanya Doni Tata dan Andi Farid Izdihar pembalap Indonesia yang sanggup mencetak poin di grand prix. Torehan yang paling mendekati dibuat Andi Farid Izdihar alias Andi Gilang di Moto3 GP 2021. Saat itu, pembalap asal Bulukumba, Sulawesi Selatan tersebut mengumpulkan empat poin dalam satu musim.
“Target saya di musim 2023 ini adalah memecahkan rekor saya sendiri tahun lalu. Dan semoga bisa merasakan podium,” jelas pembalap yang punya nama lengkap Mario Suryo Aji itu.
Musim ini Mario Aji sudah menyelesaikan delapan dari total 20 balapan di 18 negara. Terdekat, usai jeda musim panas dia akan tampil di sirkuit Silverstone pada GP Inggris, 6 Agustus mendatang.
Dan tentu, masyarakat Indonesia sudah menanti performanya di sirkuit Mandalika pada GP Indonesia. Balapan itu akan digelar 15 Oktober mendatang.
Mario Aji di Moto3 2023. (Foto: Honda Team Asia)
Apa yang diraih Mario Aji saat ini adalah buah proses panjang. Mario Aji kecil sudah dikenalkan dengan dunia balap sejak usia 5 tahun oleh mendiang ayahnya, Hartoto. Berawal dari Motocross, Mario Aji lantas mulai menggeluti balapan road race sejak usia 10 tahun.
Bakatnya lantas tercium oleh Astra Honda Motor (AHM) yang mengajaknya bergabung di Astra Honda Racing School. Dia lulus dari akademi itu pada 2016. Sejak itu Mario Aji dipercaya tampil di berbagai ajang balap tingkat Asia sampai dunia di usia yang masih sangat belia.
Tercatat dia sudah pernah tampil dan naik podium berkali-kali di berbagai ajang. Mulai dari Asia Talent Cup (2018), Red Bull MotoGP Rookie Cup (2019-2021), FIM CEV Moto3 (2019-2021), hingga grand prix Moto3 yang telah dia jalani dua musim penuh yakni pada 2022 dan 2023 ini.
Kini pembalap berjuluk Super Mario itu masih menyimpan mimpi untuk tampil di kelas grand prix tertinggi yakni MotoGP.
Peluang Mario Aji terbuka lebar untuk tampil di kelas para raja tersebut. Selain skill yang mumpuni, dia juga sudah mencicipi grand prix di usia yang masih sangat belia yakni sejak 17 tahun.
Usia itu relatif sama dengan para rider top dunia yang saat ini menjadi bintang MotoGP seperti Fabio Quartararo, Marc Marquez, ataupun juara dunia MotoGP 2022 Francesco Bagnaia saat kali pertama menembus grand prix.
Jika mampu terus belajar dan meningkatkan performanya, bukan tidak mungkin Mario Aji mencatatkan diri sebagai pembalap Indonesia pertama yang mendapat kursi reguler di MotoGP suatu saat nanti.
“Jelas target saya adalah tampil di MotoGP. Semua pembalap memimpikan itu. Saya akan berusaha melakukan yang terbaik,” tegas pembalap kelahiran 16 Maret 2004 tersebut.
Dalam menjalani karirnya selama ini, ada sosok-sosok penting di belakang Mario Aji yang mengantarnya hingga mencapai titik ini. Selain keluarga terdekatnya, tim manajemen Mario Aji juga punya andil besar.
Sebagai atlet profesional di olahraga balap yang tidak murah, manajemen handal sangat dibutuhkan untuk mengawalnya. Tim manajemen ini digawangi oleh sosok muda Kiagus Firdaus yang merupakan putra asli Pagaralam. Kita akan membahasnya lebih lanjut oada edisi besok. Jangan lewatkan!.(*)