KETIK, BATU – Rosek Nursahid, Founder sekaligus Ekolog Profauna Indonesia mengungkapkan penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap terjadi di Gunung Arjuno saat musim kemarau. Menurutnya, kebanyakan Karhutla dipicu ulah manusia.
"Yang jelas kalau tahun ini seratus persen saya mengatakan tidak ada kebakaran secara alami. Karena suhu panas tidak ekstrem. Jadi secara alami tidak mungkin memunculkan titik api," urainya, Selasa (29/8/2023).
Rosek menyebutkan, ada tiga hal pemicu karhutla yang kerap terjadi di Gunung Arjuno. Pertama, pendaki teledor yang membuat api unggun kemudian tidak mematikan api dengan sempurna. Yang kedua, pembukaan lahan untuk pertanian, dan yang ketiga, pemburu satwa.
"Pemburu satwa itu modusnya kalau kemarau, dia membakar hutan, digiring binatangnya kemudian di bawah ditunggu dengan senapan. Dulu seperti itu, semoga sekarang sudah tidak. Kalau secara umum tiga itu penyebab kebakaran di Gunung Arjuno," jelasnya.
Rosek menyebutkan, karhutla di Gunung Arjuno terakhir terjadi di tahun 2021. Karhutla tersebut dipicu oleh pemburu di lereng Gunung Arjuno di Pasuruan.
Menurutnya, rusa dan lutung hewan yang sering diburu di Gunung Arjuno.Kendati demikian, kata Rosek, pada prinsipnya pemburu tidak memilih binatang. Mereka akan menembak binatang apapun yang mereka temui di hutan.
"Hewan yang sering diburu kan rusa, lalu juga primata lutung. pada prinsipnya pemburu tidak memilih binatang ya, ketemu binatang apapun ya ditembak. Jadi tidak spesifik mereka memburu lutung," lanjutnya.
Untuk mencegah karhutla terjadi di Gunung Arjuno saat musim kemarau, Profauna Indonesia bersama Petugas Tahura R Soerjo dan Perhutani rutin menggelar patroli hutan. Profauna Indonesia juga menggandeng petani hutan untuk melaporkan jika ada pemburu yang naik ke Gunung Arjuno.
"Dari profauna, kami menggandeng petani hutan. kami jadikan kader-kader kami. Mereka bisa melaporkan ke kami jika ada pemburu naik ke hutan. Dengan disertai bukti video, kami akan berikan stimulus," tegasnya.
Untuk informasi, melansir Profauna.org, Protection of Forest & Fauna atau Profauna adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional yang bergerak di bidang perlindungan hutan dan satwa liar. Kegiatan Profauna bersifat non politis dan non kekerasan.
Profauna pada awalnya didirikan pada tahun 1994 di kota Malang, Jawa Timur. yang kemudian berkembang di seluruh Indonesia dan luar negeri. Bidang kegiatan utama Profauna adalah kampanye, pendidikan, investigasi, advokasi dan pendampingan masyarakat terkait isu konservasi hutan dan satwa liar Indonesia.(*)