KETIK, CIANJUR – Ikatan istri karyawan dan karyawati (IKAWATI) Kementerian ATR/BPN se-Indonesia membantu pembangunan sekolah darurat tahan gempa untuk digunakan anak-anak korban gempa Cianjur.
Sekolah darurat tersebut dibangun dari bahan bambu untuk menahan gempa susulan. Dengan demikian, anak-anak korban gempa dapat mengenyam pendidikan layak meski situasi pemulihan bencana.
"Pendidikan anak-anak adalah prioritas. Kita tidak ingin anak-anak generasi bangsa ini ketinggalan pelajaran," kata Dewan Pembina Ikawati ATR/BPN Nanny Hadi Tjahjanto ketika berkunjung ke posko pengungsi korban gempa Cianjur, Senin (19/12/2022).
Ikawati ATR/BPN foto bersama di depan pondok bambu. (Foto: Millah Irodah/Ketik.co.id)
Menurut informasi yang terima, bantuan yang masuk kepada korban bencana di Cianjur belum banyak menyentuh pembangunan sumber daya manusia (SDM). Bantuan banyak terfokus pada pembangunan fisik dan pemulihan pasca bencana.
"Kami lihat di lapangan korban gempa terutama anak-anak sangat membutuhkan akses pendidikan yang layak," ujarnya.
Nanny memastikan tidak ada anak-anak korban gempa yang kesulitan menjangkau akses pendidikan. Selama ini, lanjut Nanny, anak-anak korban belajar di tenda posko yang dibangun oleh relawan.
"Jangan sampai terjadi harusnya jam sekolah, mereka belajar tapi ada di lapangan. Sekolah di tenda tidak efektif karena satu tenda diisi semua jenjang. Mereka tidak bisa konsentrasi," tegasnya.
Nanny Hadi Tjahjanto menyapa anak-anak bermain di posko pengungsian. (Foto: Millah Irodah/Ketik.co.id)
Istri mantan Panglima TNI ini telah menggalang donasi dari Ikawati ATR/BPN se-Indonesia yang terkumpul sekitar Rp730 jutaan. Bantuan tersebut akan disalurkan berupa paket pembangunan Gedung TK Pelita Bangsa dan sekolah darurat berbahan bambu. Sebagian Bantuan juga disalurkan berupa sembako dan mainan anak.
"Kita prioritaskan bantuan ini untuk membangun sekolah sementara berbasis bambu karena bambu tahan gempa. Modelnya kelas terbuka, sehingga angin masuk dan sirkulasi udara baik," bebernya.
Gedung sekolah darurat tahan gempa dari bambu ini akan dilengkapi dengan fasilitas MCK yang memadai untuk aktivitas siswa selama di sekolah.
"Kita bikin sekolah terbuka yang menyatu dengan alam. Nanti anak-anak bisa belajar dengan nyaman, sirkulasi udara yang lancar. Tidak lagi di tenda atau posko," tandasnya.
"Saya harap seluruh anak ini dapat hak yang sama mendapat pendidikan. Mereka generasi bangsa, penolong kita semua," pungkas Nanny Hadi Tjahjanto. (*)