KETIK, JAKARTA – Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) menerima kunjungan yang dilakukan veteran Timor Leste di Kantor Pusat PPAD yang ada di Jalan Matraman, Jakarta. Dalam kunjungan itu Presiden Veteran Timor Leste Vidal de Jesus Riak Leman, disambut hangat oleh Ketum PPAD Letjen Pur Dr (HC) Doni Monardo.
Dalam pertemuan tersebut, selain bersilaturahmi serta mempererat persahabatan, juga membicarakan kemungkinan kerja sama di bidang kesejahteraan dan lingkungan antara kedua belah pihak.
Ketum PPAD Letjen Doni Monardo menyatakan terima kasih dan menyambut baik Presiden Veteran Timor Leste Vidal de Jesus dan rombongan. "Kami sangat senang dengan adanya kunjungan ini, akan banyak pembahasan yang bisa dibicarakan antara veteran Timor Leste dengan PPAD," jelasnya, Selasa (14/3/2023).
Turut mendampingi ketua umum PPAD Mayjen Purn Sunaryo, Mayjen Purn Eko Budi, Mayjen Purn J Tobing, Mayjen Purn Amrin, Mayjen Purn Dr Daniel Tjen, Mayjen Purn Mulyono, Brigjen Purn Jajah Subarja, Brigjen Purn Ariswan Boer, Brigjen Purn Bambang Irianto, Kolonel Purn Taufik Hutagalung, Kolonel Purn Togap Gultom dan mantan Danrem NTT Brigjen Purn Edison Napitupulu.
Adapun rombongan yang mendamping presiden veteran Timor Leste yakni Brigadir General Joao Miranda Aluk Descartes, Kolonel Manuel Freitas Maubuti dan Mayor Jose Pinto.
Berbagai hal menarik dibicarakan pada pertemuan tersebut, baik dari PPAD maupun veteran Timor Leste yang sebagian di antaranya disampaikan dalam Bahasa Tetun.
Ketua Bidang Komunikasi PPAD Mayjen TNI Purn Sunaryo SE dalam kesempatan itu mengungkapkan betapa erat dan hangatnya persahabatan Indonesia dan Timor Leste. Salah satu contohnya adalah saat SEA Games di Vietnam tahun lalu. Kala itu Sunaryo yang juga pengurus PB Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) mendampingi Timnas Tinju Indonesia.
“Jadi saat itu kita ketemu dengan teman-teman dari Timor Leste. Hebatnya, saat tim tinju Timor Leste main (bertanding) semua suporter Indonesia mendukung Timor Leste. Begitu sebaliknya. Indonesia main, semua orang Timor Leste mendukung Indonesia. Kita jadi suporter dua negara,” ungkap Sunaryo sambil menambahkan, ”Mungkin negara lain bingung lihat hal itu. Indonesia bantuin Timor Leste. Begitu Indonesia bertanding Timor Leste bantuin Indonesia”.
Hal tersebut, kata Sunaryo, menggambarkan betapa eratnya persahabatan dua negara. “Dulu kita berperang, kemudian Timor Leste merdeka, dan kita menjadi bersahabat,” ucapnya.
Sementara Mayjen Purn Johnny L Tobing bertanya tentang hubungan masyarakat yang memilih bergabung dengan Indonesia dengan masyarakat Timor Leste. Sebagaimana diketahui, warga Timor Timur yang memilih bergabung dengan Indonesia tinggal di perbatasan Timor Leste.
“Hubungannya bagus,” ujar Brigadir General Miranda Aluk dari pihak veteran Timor Leste.
Pada 1999, saat jajak pendapat atau Referendum Kemerdekaan, ada yang memilih bergabung dengan Indonesia tapi banyak juga yang memilih merdeka. Itu adalah hak asasi seseorang. Setiap orang bebas memilih.
“Tapi setelah itu kita kembali ke semula, bahwa pemimpin-pemimpin kami Timor Leste dan pemimpin Indonesia sudah melakukan politik rekonsiliasi. Dan itu sampai sekarang masih berjalan,” ungkapnya.
Karenanya, pihaknya tetap berharap, rekonsialiasi yang sudah terbina antar kedua negara dipatuhi.
“Timor Leste tetap terbuka untuk teman-teman kami yang ada di Indonesia, lebih-lebih teman-teman yang ada di Indonesia bagian Timor di Atambua,” ujar Miranda Aluk.
Hal lain juga diungkapkan oleh Edison Napitupulu, mantan Danrem Nusa Tenggara Timur. Edison mengenang, pernah mengadakan acara Natal bersama di sepanjang perbatasan pada 2010.
"Perbatasan tersebut merupakan perbatasan budaya. Karena sama-sama menggunakan Bahasa Tetun," kisah Edison yang mendapat penghargaan ‘Solidate de Timor’ dari Presiden Timor Leste saat itu. (*)