KETIK, JAKARTA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak membantah ataupun membenarkan rencana reshuffle alias kocok ulang Kabinet Indonesia Maju. Jokowi merespons isu reshuffle yang beberapa kali muncul, terutama berkaitan dengan menteri dari Partai NasDem.
"Tunggu saja, ditunggu saja," kata Jokowi saat ditanya kemungkinan adanya reshuffle pada tahun ini ketika mengunjungi Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 2 Januari 2023.
Jokowi sebelumnya berulang kali ditanya soal isu reshuffle. Salah satunya saat kunjungan kerja di Subang.
Saat wartawan menyampaikan pertanyaan reshuffle, Jokowi menggerakkan badan dan kepalanya ke depan.
"Hem, hem," kata Jokowi sambil tersenyum seperti dalam video di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/12/2022).
RK kemudian membisiki Jokowi bahwa yang ditanyakan wartawan itu soal reshuffle. Jokowi menjawab kepada wartawan bahwa dirinya mendengar pertanyaan tersebut.
"Denger, denger," ujar Jokowi sambil terenyum.
Jokowi juga melempar kode soal reshuffle saat di Manggarai. Jokowi mengangguk saat ditanya perombakan kabinet tersebut.
Kode itu dilempar Jokowi saat peresmian pengembangan Stasiun Manggarai Tahap I, Senin (26/12). Awalnya Jokowi menjelaskan soal peresmian tersebut. Setelah itu, Jokowi ditanya mengenai wacana penghentian PPKM.
Sebelumnya, Jokowi membuka kemungkinan akan kembali melakukan reshuffle atau perombakan kabinet di akhir masa jabatannya. Namun, Jokowi tak berbicara kapan reshuffle kabinet akan dilakukan.
"Mungkin (reshuffle). Ya nanti," kata Jokowi singkat kepada wartawan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat, 23 Desember 2022.
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat meminta Jokowi untuk mengevaluasi dua menterinya, yaitu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Kedua menteri itu adalah politikus NasDem.
Djarot berharap ada penyegaran di internal kabinet agar bisa mendukung penuh kebijakan Presiden Jokowi.
"Mentan dievaluasi, Menhut dievalusi, Menteri Kehutanan ya. Harus dievaluasi. Semua menteri juga harus dievaluasi. Supaya apa? Supaya ada satu darah baru yang segar, yang bisa mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi untuk menuntaskan janji-janji kampanyenya," ujar Djarot di Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022). (*)