KETIK, MALANG – Tuntasnya renovasi gedung baru di Pasar Madyopuro membawa berkah bagi banyak pedagang. Sejak berpindah dari lapak relokasi, beberapa pedagang mengakui bahwa barang dagangannya jauh lebih laku dibandingkan sebelumnya.
Pengakuan tersebut datang dari Maskanah (46), pedagang daging yang telah memutuskan pindah ke los barunya sejak Januari 2024. Ia mengaku selama lima bulan berada di tempat relokasi, daging yang ia jual hanya laku setidaknya setengah kilo.
"Saya sudah jualan di Pasar Madyopuro hampir 27 tahun. Selama jualan baru lima bulan itu sejak relokasi, paling hanya laku 3,5 ons atau paling banyak setengah kilo. Kadang jualan dari jam 05.00 - 21.00 belum habis sama sekali," ujarnya saat ditemui pada Senin (5/2/2024).
Salah satu faktor yang melatarbelakangi sepinya dagangan ialah kondisi jalan yang becek dan membuat pembeli tidak nyaman. Akhirnya ia dan beberapa pedagang lainnya memutuskan untuk pindah tanpa harus menunggu peresmian.
Ia mengaku sejak memutuskan pindah ke losnya yang baru, daging yang ia bawa dapat habis hanya sampai pukul 12.00 WIB. Dari yang hanya laku setengah kilo, kini Maskanah dapat menjual daging hingga 20 kilo ke atas.
"Sejak di sini, saya mesti bawa daging banyak dan bisa pulang jam 12.00 WIB. Tidak ada yang menyuruh karena di sana juga sudah tidak layak ditempati. Jadi saya langsung pindah untuk menyelamatkan keluarga saya," imbuhnya.
Maskanah sempat menceritakan bahwa selama lima bulan lalu, ia sempat merasa kewalahan khususnya untuk menghidupi keluarga dan suaminya yang sedang stroke. Untuk itu meskipun masih tersisa sekitar 15 pedagang yang memutuskan enggan pindah, ia tetap teguh dalam pendiriannya.
"Di surat kesepakatannya los, tapi ada yang minta rolling door dari 15 orang pedagang itu. Mereka ingin dibuatkan lapak, tapi dengan sendirinya saya sama pedagang-pedagang yang lain pindah ke sini, gedung barunya," lanjutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menjelaskan gedung baru tersebut untuk menampung sekitar 50 pedagang. Saat ini telah terdapat sekitar 35 pedagang yang menempati tiap los yang disediakan.
"Untuk yang daru direnovasi kapasitasnya untuk 50 pedagang. Kalau ingin penutup, pakai kerangka besi sehingga tidak tertutup full," ujarnya.
Ia juga meminta para pedagang paham bahwa dalam membangun pasar harus sesuai dengan existing yang ada. Jika semula menggunakan los maka Detail Engineering Design (DED) yang diajukan ke pemerintah pusat juga harus disesuaikan.
"Jadi kita itu membangun pasar, merevitalisasi, sesuai dengan eksisting yang ada. Sesuai dengan surat penempatan berjualan yang sudah ada. Kalau memang los, itu kita ajukan ke DED pusat ya konsepnya los, tidak bisa diganti dengan rolling doors," terangnya.
"Ini harus dipahami oleh semua pihak baik masyarakat, pedagang, semua orang yang peduli dengan Pasar Madyopuro. Bahwa kita membangun pasar ini sudah sesuai dengan existing yang ada," tandas Eko.(*)