KETIK, JEMBER – Dalam waktu dekat, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 akan dilaksanakan. Partisipasi masyarakat diharapkan bisa meningkat dibandingkan dengan Pilkada 2020.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Jember menginginkan tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada pada November mendatang bisa mencapai 90 persen.
Tentu target kali ini jauh lebih tinggi daripada Pilkada 2020 yang saat itu tingkat partisipasi hanya 58 persen.
Kepala Bakesbangpol Kabupaten Jember, Sigit Akbari, menyampaikan ada fakta menarik soal persentase Pilkada.
“Persentase partisipasi pemilih di Pilkada ternyata lebih rendah dibandingkan Pilpres,” ungkapnya saat ditemui Jumat, (24/5/2024) sore.
Diakuinya bahwa faktor tingginya mobilitas masyarakat turut mempengaruhi. Seseorang dengn pekerjaan di luar kabupaten tidak dapat melakukan pencoblosan, terkecuali kembali ke daerah asal.
“Kalau Pilpres dimana saja kita berada bisa melakukan pemungutan suara. Tetapi kalau sudah Pilkada, masyarakat yang berada (berdomisili) luar Jember sudah tidak bisa mencoblos,” lanjut Sigit.
Karenanya Sigit berharap Pilkada nanti dilaksanakan pada hari libur atau hari yang diliburkan. Selain itu, pengusaha diharapkan bisa memberi ruang agar pekerjaannya dapat melakukan pencoblosan.
Disamping partisipasi dari pengusaha, ia juga mengharap ada keterlibatan peran serta dari semua elemen Pilkada.
Mulai dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pengawasan Pemilu, serta semua yang masuk dalam kepengurusan kesekretariatan bisa meningkatkan kehadiran pemilih dalam Pilkada.
Selain itu, perangkat kecamatan hingga perangkat desa diharapkan juga mampu menggerakkan masyarakat untuk aktif dalam pilkada. Tentu dengan tetap menjaga batasan-batasan terkait netralitasnya.
“Kita berharap antusias masyarakat diwujudkan berkaitan dengan pemungutan suara di TPS, justru itu harus dimaksimalkan. Bukan dukung-mendukungnya yang luar biasa,” pungkasnya.(*)