KETIK, PACITAN – Sejumlah peternak kambing di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terpaksa banting harga jual kambing mereka. Hal ini disebabkan oleh sulitnya mencari pakan imbas dari kemarau panjang.
Salah satu peternak kambing di Desa Banjarjo, Kecamatan Kebonagung, Nika Wahyu Vintarto (31), mengatakan bahwa sulitnya mencari pakan untuk ternak saat ini makin terasa. Tanah yang tandus menyebabkan rumput hijau untuk pakan utama kambing sekarang sudah mulai langka.
"Rumput sudah mulai langka karena kemarau panjang. Semuanya mengering, bila maksa di kasih ke kambing akhirnya ya tidak dimakan," katanya saat ditemui di kandang, Senin, (6/11/2023).
Selain rumput kering, harga polar yang menjadi asupan gizi kambing juga mengalami kenaikan. Harga yang sebelumnya Rp175 per karung, kini menjadi Rp200 ribuan per karung.
Nika mengungkapkan, bahwa pembeli pun juga tidak mau bertaruh di musim saat ini ketimbang malah repot. Akhirnya, menyebabkan peternak terpaksa banting harga, lantaran daya beli blantik maupun peternak sangat minim.
"Ya terpaksa banting harga jual kambing. Karena minat dari pembeli turun gegara sulit cari rumput,” imbuhnya.
Pria anak satu itu menyebut, anjloknya harga kambing di pasaran saat ini berkisar 20 persen ketimbang harga normal. Hal itu, berlaku untuk semua jenis kambing, mulai jawa, etawa maupun bor.
"Kalau sebelumnya itu Rp2 juta sekarang ini hanya sekitar Rp1,6 juta. Yang Rp1 juta saat ini berkisar Rp800 ribuan," paparnya.
Nika Wahyu Vintarto mulai mengurangi jumlah kambingnya, lantaran tak kuasa mencari rumput yang semakin sulit. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
Dia menambahkan, pakan yang sulit juga berdampak pada kuantitas hewan yang diternak. Termasuk dirinya, yang kini mulai menjual kambing, lantaran tak kuasa mencukupi kebutuhan pakan ternaknya.
"Beberapa warga terpaksa jual sebagian kambing karena tidak sanggup memenuhi kebutuhan pakan. Saya pun juga ikut, daripada kambing saya mati karena kelaparan," sambungnya.
Dirinya mengakui, bahwa kondisi alam saat ini memang tak menentu, dan belum berpihak kepada para peternak. Kendati demikian, ia berharap, cuaca ekstrem ini segera berakhir.
"Sulitnya mencari pakan kambing ini menjadi masalah serius bagi kami. Ya semoga kekeringan ini segera berakhir, terus turun hujan biar rumput kembali melimpah," harapnya.
Prakiraan Musim Hujan di Kabupaten Pacitan
Lebih lanjut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan musim penghujan mulai terjadi di Jawa Timur (Jatim) pada November 2023. Namun saat itu belum semua daerah mengalami hal serupa.
Merujuk penjelasan tersebut, BMKG Juanda menilai kekeringan meteorologis akan berdampak pada kekeringan hidrologis, pertanian dan sosial. Hal ini termasuk berkurangnya air bersih dan penurunan lahan tanam pertanian sampai awal musim hujan.
Pun diperkirakan, pada bulan November 2023, sebanyak 32 Zona Musim (ZOM) atau 43,2% di Pacitan diperkirakan akan memasuki musim hujan. Daerah ini meliputi bagian utara Pacitan dengan curah hujan tinggi (1001-1500 mm).
Sedangkan pada bulan Desember 2023, sekitar 41 ZOM atau 55,4% di Pacitan akan melanjutkan musim hujan. Wilayah yang terkena adalah bagian barat dan tenggara Pacitan dengan curah hujan serupa (1001-1500 mm). (*)