KETIK, JEMBER – Sepanjang musim kemarau petani tembakau di Jember mendapatkan berkah. Selain tanamannya tumbuh dengan baik, harga tembakau jenis Kasturi tahun ini mengalami kenaikan hingga 60 persen.
Petani tembakau jenis Kasturi asal Pakusari, Jember Abdurrahman, Kamis (9/11/23) menuturkan, bila tahun lalu harganya berada di angka Rp 50.000 per kilogram, kini mengalami kenaikan menjadi Rp 80.000 per kilogramnya.
Abdurrahman mengaku bersyukur tanamannya dapat tumbuh subur dengan daun nampak hijau dan lebat. Terlebih, cuaca panas memungkinkan daun tembakau mengering dengan alami sehingga menghasilkan daun dengan kualitas tinggi.
"Kualitas tembakau sekarang lebih bagus, harganya naik. Alhamdulillah petani kali ini diuntungkan," katanya.
Selain itu, proses pengeringan selama musim panas menjadi lebih cepat dan efisien. Sehingga menghemat waktu dan tembakau dapat dijual lebih cepat.
Namun, ia menyayangkan kebijakan pemerintah yang selama ini masih mengimpor tembakau. Apalagi Jember sendiri dikenal sebagai Kota Tembakau seharusnya bisa mengatasi masalah impor.
"Sumber daya kita masih banyak, perguruan tinggi ada. Seharusnya kita bisa memanfaatkan rekayasa teknologi untuk meningkatkan produktivitas tembakau," imbuh Abdurrahman.
Data BPS menunjukkan Impor tembakau yang dilakukan pemerintah selama tiga tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan.
Pada tahun 2020 Indonesia mengimpor tembakau sebanyak lebih dari 110 ribu ton, tahun 2021 bertambah menjadi 135 ribu ton, dan tahun 2022 meningkatkan hingga 164 ribu ton.
Tembakau tersebut sebagian besar didatangkan dari negara Tiongkok, Brazil, dan Zimbabwe.(*)