KETIK, SURABAYA – Menuangkan ide-ide digital maupun non digital melalui tulisan saja tidak cukup untuk membuat ide tersebut dipahami banyak orang.
Para peserta Program Digital Skills perlu memiliki kemampuan lain, salah satunya presentasi dihadapan para audiens.
Di acara Bootcamp Digital Skills Programme, 20 tim terpilih dari 20 sekolah formal maupun non formal se-Jawa Timur dibekali kemampuan presentasi yang baik untuk menuangkan gagasannya saat membuat produk digital.
Mereka juga diajarkan bagaimana cara mendemokan produknya agar lebih siap menghadapi Demoday lusa mendatang.
Materi ini disampaikan M.Zainul Asrori, Project Director Program Digital Skills. Dalam pemaparannya, dia mengatakan kemampuan presentasi baik bisa membuat ide itu kuat dan mudah dipahami orang lain.
"Ini bisa memperkuat komunikasi dan kesan kita. Orang yang awalnya tidak paham dengan ide kita, menjadi paham," paparnya didepan para siswa dan trainer Program Digital Skills di Hotel Ibis Surabaya, Selasa (20/8/2024).
M. Zainul Asrori saat memaparkan materi tentang cara presentasi pada para siswa Digital Skills (Foto: Fatimah/Ketik.co.id)
Ketika presentasi, kata Asrori, para siswa harus memiliki struktur yang jelas.
Mereka harus menguraikan latar belakang masalahnya, penyajian masalah, solusi yang ditawarkan dan apa keunggulan dari inovasi produk tersebut.
"Strukturnya harus jelas tidak boleh kebalik. Narasinya juga harus menarik dan relevan dengan produk. Jangan panjang-panjang. Ambil satu kata kunci dan jelaskan dengan kalimat," terang Dosen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu.
Dia menambahkan bagaimana membuat visual presentasi yang menarik dan ciamik sesuai tema produk.
Para siswa dianjurkan menggunakan diagram agar presentasi lebih informatif. Sehingga apa yang ditampilkan tidak hanya sekadar narasi.
Selain itu, para peserta saat Demoday harus memperhatikan waktu presentasi yang telah ditetapkan.
Saat memaparkan materi produk digitalnya, para siswa harus menggunakan waktu dengan baik. Mulai dari pemaparan latar belakang, penyajian masalah, solusi, kelebihan produk, dan sebagainya.
"Tips lainnya jangan lupa kenali audiens. Audiens kita besok itu ada dari Dinas Pendidikan Jatim, Kadin Jatim, stakeholder, Konsulat Jenderal Australia, dan lain-lain," terangnya pada para siswa yang hadir.
Setelah pemaparannya selesai, empat tim Program Digital Skills diberi kesempatan mempresentasikan produk digitalnya. Mereka nampak semangat dan antusias saat memaparkan inovasi digitalnya dihadapan para audiens.
Ada tim dari SMAN 1 Rejotangan yang mempresentasikan inovasi web penjual sayur. SMAN 1 Saradan dengan alat penyiram tanaman otomatis berbasis IOT, SMAN 1 Ngadirojo dengan aplikasi Pacermat, dan SMAN 1 Kademangan dengan aplikasi Sahabat Isyarat.
Tak mau kalah, tim dari sekolah lainnya juga mempresentasikan inovasi produk digitalnya.
Mereka semua diberi masukan dan saran bagaimana presentasi yang baik dan mendemokan produknya untuk mempersiapkan pagelaran Demoday.
"Cara mendemokan alat itu butuh strategi. Jadi nanti harus bisa memahamkan audiens, mengapa ide itu harus ada, dan dampaknya seperti apa," tambah Hozairi, Kurikulum and Partnerships Koordinator Program Digital Skills.
Sebagai informasi, Digital Skills merupakan program yang diprakarsai ITS bersama Unicef Indonesia dan Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk membekali peserta didik kemampuan digital memadai agar siap menghadapi tantangan masa depan.