KETIK, SURABAYA – Dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas), Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengingatkan bahwa olahraga adalah salah satu sektor yang paling strategis untuk menjadikan Jatim maju dan mendunia.
"Olahraga sektor paling strategis untuk mendongkrak nama Jatim menjadi maju dan mendunia," kata Adhy, Jumat, 17 Oktober 2024.
Adhy menyebutkan beberapa capaian prestasi atlet Jatim yang mengharumkan Indonesia di tingkat internasional. Di antaranya empat atlet mengibarkan merah putih di Paris, Prancis usai meraih medali emas dan perak melalui cabor Bulutangkis nomor ganda campuran klasifikasi SL3-SU5 dalam ajang Paralimpiade Paris 2024.
Lalu, Provinsi Jatim meraih peringkat ketiga PON Aceh-Medan serta penampilan memuaskan para atlet dalam ajang Peparnas di Surakarta.
"Terima kasih dan apresiasi yang diberikan seluruh atlet dan insan olahraga atas kontribusinya sehingga Jatim benar-benar menjelma menjadi provinsi yang maju dan mendunia," ungkapnya.
Menurut Adhy, prestasi yang diraih tidak lepas dari peran dan kontribusi pemerintah kepada para atlet sehingga mampu menorehkan prestasi. Peran Perangkat Daerah sebagai pembina dapat melaksanakan tugas dengan baik.
"Dedikasi luar biasa dan ini menjadi contoh bahwa olahraga bukan tugas atlet dan pelatih dan official saja, tetapi tugas pemerintah dan dunia usaha," jelasnya.
Ke depan, Adhy ingin melakukan evaluasi setiap cabor. Tujuannya, mengetahui apa saja kekurangan yang perlu ditingkatkan sehingga pembinaan para atlet berkelanjutan dan berhasil meraih prestasi.
"Menggali potensi di Jatim dalam melanjutkan olahraga di Jatim sehingga mencetak prestasi dunia," katanya.
Dalam kesempatan ini, Pj. Gubernur Adhy memberikan penghargaan berupa piagam dan uang pembinaan senilai Rp10 juta kepada purna atlet dan pelatih.
Di antaranya kategori purna olahragawan berprestasi, Faury Akadiani Kusumaniah, pelatih bernama Sukarman, Tenaga Olahraga (Guru/Dosen Olahraga) Sofii, Tenaga Olahraga (Instruktur) Dwi Agus Karmono dan Tenaga Olahraga (Wasit) Yusuf Santriyono.
"Tadi diberikan Rp10 juta, maka akan ditambahkan Rp10 juta lagi. Sebab, tidak ada artinya uang segitu terhadap prestasi yang pernah diraih untuk nama baik Jatim," pungkasnya. (*)