KETIK, JAKARTA – Mengawali pekan ini mata uang rupiah ditutup melemah sebesar 61 poin atau minus 0,38 persen dari perdagangan sebelumnya. Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup di level Rp15.933 per dolar AS pada Senin (23/10/2023).
Untuk menahan penguatan dolar AS terhadap rupiah, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) melakukan berbagai kebijakan dan strategi ekonomi mengingat nilai tukar dolar AS sudah mendekati angka Rp 16.000.
Pelemahan ini dipengaruhi oleh stabilitas ekonomi global yang saat ini tengah bergejolak di tengah perang antara Hamas dengan Israel. Diikuti perang Ukraina dan Rusia yang saat ini masih berlanjut.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan selain itu hasil obligasi AS yang kembali naik juga memunculkan kekhawatiran para pelaku pasar terhadap prospek suku bunga oleh The Fed.
"Investor mengantisipasi data ekonomi PDB (produk domestik bruto) AS kuartal III yang kuat Minggu ini," jelas Lukman, Senin (23/10/2023).
Hal senada diungkapkan oleh Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, ia menuturkan, di balik pelemahan yang terjadi, mata uang rupiah masih lebih baik dibanding dengan mata uang negara lain di kawasan Asia.
“Namun, bagi masyarakat pelemahan mata uang rupiah yang terus menerus akan berdampak terhadap kenaikan harga-harga, salah satunya harga komoditas," ungkap Ibrahim.(*)