KETIK, JAKARTA – Nama Tokoh Nasional Dr Rizal Ramli kian santer dijagokan sebagai salah satu kandidat paling tepat memimpin Indonesia 2024 mendatang.
Namun hingga kini ia tak kunjung memutuskan diri untuk bergabung di partai politik sebagaimana aturan Presiden Threshold (PT) berdasarkan UU No 7 Tahun 2017 Pasal 222.
Dalam Pasal 222 disebutkan bahwa Pasangan Calon diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Peserta Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya.
Rizal Ramli bahkan justru berkali-kali menggugat PT tersebut. Tercatat pada 2020 dan 2021 meskipun gugatan itu ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).
"MK lebih mendengarkan suara kekuasaan. Para hakim di MK tidak memiliki bobot intelektual, kedewasaan akademik, dan argumen hukum yang memadai untuk mengalahkan pandangan kami," ungkap Rizal Ramli kala itu.
Sementara Rizal Ramli memiliki pendirian atas upayanya mengabdi pada bangsa tanpa intervensi para pembesar partai politik.
"Kalau saya masuk partai, saya tidak independen. Saya bisa diatur oleh partai, ya kalau sesuai dengan perjuangan rakyat, kalau tidak bagaimana?," kata Rizal.
Ketika Presiden Jokowi menawarkan jabatan sebagai Menko Maritim, Rizal Ramli sempat berpikir untuk menolaknya dan bahkan sudah menyiapkan nama-nama yang direkomendasikan untuk menjadi Menko.
Rizal Ramli baru menerima jabatan tersebut setelah Jokowi mengatakan jika yang menginginkan Rizal menjadi menteri adalah rakyat.
Pengamat politik internasional, Tulus Sugiharto menyebut koalisi memang ada dalam dunia politik.
Koalisi dilakukan karena adanya kesamaan kepentingan kelompok. Sebuah partai politik ujungnya adalah memperoleh kekuasaan untuk mengatur masyarakat.
Namun, ia melihat jika pemikiran Rizal Ramli sangat sederhana. Rizal Ramli bisa saja berkuasa jika yang mengharapkan adalah rakyat.
"Karena saat berkuasa, ia akan berkoalisi dengan rakyat. Sekali lagi Bung RR akan berkoalisi dengan rakyat, sehingga yang diperbuat bukan untuk kelompok tertentu tapi buat rakyat," ucap Tulus, Selasa (18/4/2023).
Meskipun demikian, Tulus juga mengatakan jika berkoalisi dengan rakyat bukan hal mudah. Karena rakyat juga memiliki beragam kepentingan. Akan tetapi, kelihatannya hal tersebut tidak berlaku bagi Rizal.
"Saya kira, buat Bung RR tidaklah sulit, karena ia tahu apa yang menjadi keperluan dan kepentingan rakyat. Dia senang berbicara, menerima masukan, memberikan solusi out of the box agar kepentingan rakyat banyak akan terpenuhi," ucap Tulus.(*)