KETIK, JAKARTA – Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI, Hari Nugroho meminta para pendatang baru di Ibu kota untuk membekali diri dengan keahlian agar tidak menjadi pengangguran baru di Jakarta.
Dilansir dari Suara.com jaringan media nasional Ketik.co.id, pihaknya memang tidak melarang pendatang baru untuk datang ke ibu kota. Terlebih memang Jakarta masih dipandang sebagai tempat menjanjikan untuk mengadu nasib demi kehidupan yang lebih baik.
"Jangan sampai masuk Jakarta, lalu luntang-lantung tidak punya keahlian akhirnya menjadi pengangguran," ujar Hari kepada wartawan, Selasa (30/4/2024).
Meski tak melarang, Hari menyebut pihaknya berencana melakukan skrining terhadap para pendatang. Namun, ia belum bisa merinci kegiatan skrining akan dilakukan seperti apa.
Upaya skrining ini dilakukan dengan melibatkan Disnakertransgi dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI.
"Itu baru konsep lagi nanti ada namanya FGD bulan depan dengan dukcapil untuk meng-create seperti apa bentuknya," tambahnya.
Selain mencatat pendatang yang memasuki Kota Jakarta, Skrining ini juga berguna untuk menekan angka pengangguran. Sebagai pusat bisnis Jakarta memang menawarkan banyak kesempatan untuk mengadu nasib. Tetapi tentu saja harus dibarengi dengan keahlian dan skill yang mumpuni agar dapat bersaing.
"Kalau di Jakarta namanya kota jasa sudah mulai dibutuhkan jasa, jasa apa? Keahlian," imbuhnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat terdapat ribuan pendatang baru dari luar daerah mendatangi Jakarta usai mudik lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah. Mereka telah mengajukan surat pindah domisili ke kantor kelurahan setempat.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI, Budi Awaluddin mengatakan, dari 16 hingga 22 April 2024, tercatat ada 1.038 pendatang baru yang mendaftar.
"Total pendatang baru pasca-Lebaran, 16 April 2024-22 April 2024 (berjumlah) 1.038," paparnya.
Dari ribuan pendaftar itu, kebanyakan dari mereka alias 78,53 persen hanya berpendidikan di bawah SMA atau yang setingkat. Sisanya, 21,47 persen sudah lulus SMA.
Adapun pendatang tersebut paling banyak berasal dari Kota Bekasi, yaitu 80 orang. Lalu, 42 orang dari Tangerang dan Depok. Sayangnya, sebanyak 77 orang tidak menuliskan secara rinci kota asalnya.(*)