KETIK, MALANG – Menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), Pemkot Malang melakukan intervensi terhadap potensi kenaikan harga bahan pokok. Intervensi sebagai upaya menekan angka inflasi di Kota Malang.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat dalam High Level Meeting menjelaskan, terdapat beberapa bahan pokok yang berpotensi mengalami kenaikan. Diantaranya cabai rawit, cabai merah, bawang merah, beras, gula pasir dan sebagainya.
"Dari kajiannya Bada Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, ada beberapa komiditi yang memang menjadi potensi kenaikan inflasi. Ada cabai rawit, cabai merah, bawang merah, beras dan gula pasir, ini harus kita intervensi," ucap Wahyu, Selasa (19/12/2023).
Salah satu intervensi yang dilakukan ialah dengan pemantauan ketersediaan barang di distributor. Termasuk dengan operasi pasar yang dilakukan bersama OPD terkait, diharapkan mampu mengendalikan inflasi di Kota Malang.
"Termasuk juga akan melihat ke distributor dan juga pasar untuk bisa melihat sejauh mana perkembangan di sana. Selain itu juga untuk mengetahui stok yang tersedia. Kami dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengantisipasi lonjakan inflasi. High Level Meeting juga salah satu intervensi untuk bisa mengantisipasi dan menekan angka inflasi," bebernya.
Angka inflasi di Kota Malang sendiri dalam beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan. Bulan September, inflasi sebesar 0,18 persen dan meningkat pada Oktober sebesar 0,26 persen. Pada November angka tersebut kembali naik hingga 0,40 persen. Kenaikan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh komoditas cabai.
"Memang secara nasional, cabai sekarang sudah tidak terkendali. Mungkin karena dari stok, kondisi iklim yang saat ini tidak baik-baik saja akhirnya mengakibatkan (harga) cabai jadi lebih pedas," tuturnya.
Di sisi lain Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menjelaskan saat ini harga cabai mulai menunjukkan penurunan.
"Harga cabai sempat naik, sampai hari ini sudah mengalami penurunan. Kemarin dari harga 1 kg sekotar Rp 80.000 sekarang sudah sekitar Rp 50.000 sehingga ada penurunan," ujar Eko.
Selama ini upaya Diskopindag dalam pengendalian inflasi diwujudkan dalam operasi pasar dan juga pasar murah. Setiap satu minggu sekali, kegiatan tersebut rutin dilakukan.
"Upaya untuk pengendalian inflasi ada pasar murah, operasi pasar, itu yg harus dilakukan. Kita selalu mengadakan seminggu sekali ada operasi pasar terutama beras, minyak, gula. Biasanya untuk satu truk bisa sekitar 8 ton yang diberikan," tambah Eko. (*)