KETIK, SIDOARJO – Akses internet telah menjadi kebutuhan penting dan mendesak. Memasuki era serbadigital, pemenuhan akses tersebut tidak bisa ditunda-tunda lagi bagi desa maupun daerah pinggiran. Pemkab Sidoarjo meluncurkan sembilan desa digital dan menyediakan akses internet untuk membuka tiga wilayah blankspot. Warga menyambutnya dengan bahagia.
Peluncuran desa digital itu dihadiri langsung oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Dr Abdul Halim Iskandar di Pendapa Delta Wibawa pada Rabu (23/8/2023). Hadir pula, perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi serta Pemprov Jatim. Juga, jajaran Forkopimda Kabupaten Sidoarjo.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan, program desa digital merupakan langkah penting agar seluruh masyarakat Sidoarjo bisa mengikuti perkembangan era digital. Juga, merupakan upaya pemerataan aksesibilitas daerah perikanan, pembangunan infrastruktur, serta sarana pendidikan.
”Program desa digital ini akan menjadi langkah Kabupaten Sidoarjo agar masyarakat tidak buta akan perkembangan zaman,” ungkap Gus Muhdlor, sapaan Bupati Muhdlor.
Jaringan internet yang semakin luas dan menjangkau kawasan blankspot bermanfaat bagi masyarakat untuk berbagai kegiatan. Baik pendidikan, perdagangan, dan sebagainya. Misalnya, pembelajaran jarak jauh dan pemasaran produk UMKM.
Gus Muhdlor menyebutkan, pada 2022 lalu, Pemkab Sidoarjo juga membuka akses jaringan internet di wilayah blankspot. Masing-masing Desa Kalialo, Tlocor, dan Tanjungsari, Kecamatan Jabon. Pada 2023 ini, bertambah tiga desa lagi. Masing-masing Kalikajang, Kepetingan, dan Pucukan, Sidoarjo.
”Di antaranya merupakan desa penghasil devisa," tambah bupati muda berusia 32 tahun tersebut.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Desa PDTT) Dr Abdul Halim Iskandar mengatakan, masih ada masalah dalam program desa digital. Apa itu? Masih banyak aplikasi yang harus diintegrasikan. Baik aplikasi dari kementerian dan lembaga lain, provinsi, maupun kabupaten/kota.
Beragam aplikasi itu diharapkan bisa menjadi cukup satu aplikasi saja. Integrasi aplikasi itu akan menjadi satu sumber yang semakin mudah untuk program digitalisasi desa.
Menteri Desa Abdul Halim Iskandar (memakai blankon) didampingi Bupati Ahmad Muhdlor, Wabup Subandi, anggota DPRD Jatim Anik Maslachah, Ketua DPRD Sidoarjo H Usman MKes, dan lain-lain saat launching desa digital di Sidoarjo. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Prinsip dasarnya, hal-hal yang terkait kebijakan pembangunan datanya harus bersumber dari data mikro berskala level desa. Jangan sampai misalnya, desa-desa tidak tahu jumlah penduduknya sendiri karena tidak diberi akses oleh dispendukcapil.
Menteri Desa menyatakan dirinya akan terus men-support Kabupaten Sidoarjo. Sebab, sebagai daerah pinggiran, Sidoarjo memiliki masalah yang kompleks. Butuh penanganan serius. Imbas Kota Surabaya akan menimpa Sidoarjo dan Gresik. Lebih-lebih bupati dan wakil bupatinya sama-sama santri dan kader NU.
Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo Didik Triwahyudi menyebutkan, 9 desa digital itu ada di berbagai kecamatan. Di antaranya, Desa Waru, Kecamatan Waru; Desa Glagaharum, Kecamatan Porong; dan Desa Blurukidul, Kecamatan Sidoarjo.
Selain itu, Desa Tambak Kalisogo, Kedungrejo, Pangreh, Dukuhsari, Kupang, dan Kedungcangkring, Kecamatan Jabon.
”Kesembilan desa digital ini yang kami luncurkan pada program tahun 2023 ini. Diharapkan akan bertambah lagi desa-desa digital lainnya,” jelas Didik.
Adapun tiga wilayah blankspot yang mendapatkan akses jaringan internet itu ialah Dusun Kalikajang dan Dusun Pucukan, Kelurahan Gebang; Kecamatan Sidoarjo, serta Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran.
”Masyarakat di daerah tersebut dapat terhubung dengan dunia digital. Bisa membuka peluang baru serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal," tambah Didik.
Peluncuran desa digital ini juga diwarnai dengan telekonferensi dengan kepala desa dan warga desa-desa yang memperoleh akses internet dari Pemkab Sidoarjo. Rata-rata mereka menyatakan sangat puas. Ada yang bersyukur karena anak-anak bisa mengakses sumber belajar dengan mudah.
”Kalau dulu harus naik pohon dulu supaya dapat sinyal,” ungkap Kades Sawohan Nurul M. Itupun, lanjut dia, sinyalnya masih putus-putus. Sekarang akses internet lancar.
Begitu pula perangat desa maupun warga Pucukan dan Kepetingan menyatakan sangat berterima kasih kepada Pemkab Sidoarjo. Sekarang anak-anak bisa belajar lewat zoom meeting. Internet lancar. (*)