KETIK, BANDUNG – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Bandung Dicky Anugerah menyatakan masalah kelangkaan beras yang terjadi di toko ritel modern sudah ditangani bersama lintas sektor Disperindag Jawa Barat, Bulog dan Disperdagin Kabupaten Bandung, dengan mengirimkan beras dari Bulog ke ritel modern dan pasar rakyat.
"Pada saat kita sidak kepokmas hari Senin (12/2) lalu, kami sudah menyalurkan beras ke toko ritel modern dan pasar rakyat, berupa beras dari program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP), dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang per kilogramnya seharga Rp10.900," ungkap Dicky di Kantor Disperdagin, Soreang, Kamis (15/2/2024).
Dicky juga menyebut penyebab kenaikan harga dan kelangkaan beras antara lain akibat masa tanam yang berubah, karena dampak Fenomena el Nino. Sehingga satu musim tanam terlewati dan masa panen beras menjadi mundur diperkirakan pada bulan Maret-April 2024.
Penyebab lainnya, imbuh Dicky, karena kegiatan distribusi beras terganggu akibat libur long weekend. Sehingga tidak ada kegiatan distribusi beras terutama ke toko swalayan.
"Faktor kenaikan harga yang ketiga, karena harga beli dari supplier tinggi, termasuk kondisi toko swalayan yang tidak boleh menjual beras dengan harga di atas HET juga jadi kendala," kata Dicky.
Dengan kelangkaan dan mahalnya komoditas beras, lanjut Dicky, Perum Bulog Kanwil Jabar akan menyalurkan Bantuan Pangan sebanyak 44 ribu ton per bulannya ke pasar-pasar, baik tradisional maupun modern.
"Langkah ini dilakukan dengan fokus pada tingkat agen dan pasar rakyat untuk memastikan ketersediaan dan distribusi beras yang cukup di wilayah Kabupaten Bandung dan demi menjaga stabilitas pangan masyarakat Kabupaten Bandung. Pendistribusian ini akan terus dilanjutkan, untuk menahan laju kenaikan beras di pasaran," tandas Dicky.
Sebelumnya, Bupati Bandung Dadang Supriatna memastikan stok cadangan beras di Kabupaten Bandung masih dalam kondisi aman hingga tiga bulan ke depan.
Bupati Bandung mengatakan pihaknya melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Bandung terus melakukan monitoring ke sejumlah pasar agar kenaikan tidak terlalu melambung.
"Di Kabupaten Bandung sendiri kami siapkan 800 ton beras cadangan, Jadi, kondisinya masih aman dan enggak usah khawatir," kata bupati. (*)