KETIK, MALANG – Pelaku UMKM di Kota Malang telah mendapatkan banyak fasilitas baik peningkatan skill maupun pengembangan produk dari Pemerintah Kota Malang. Namun beberapa kendala tetap ditemukan, salah satunya pemasaran.
Melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, pelaku UMKM memiliki peluang untuk memasarkan produknya lebih luas lagi.
Kepala Bidang UMKM Diskopindag Kota Malang, Farid Suaidi menjelaskan telah mengakomodir pelaku UMKM melalui komunitas dan asosiasi. Cara tersebut diharapkan mampu merealisasikan pemerataan UMKM khususnya dalam memasarkan produknya.
"Kita banyak UMKM yang berada di bawah naungan komunitas dan juga asosiasi. Tapi juga banyak umkm yang tidak masuk komunitas dan asosiasi, ini kami yang harus akomodir semuanya," ujar Farid, Jumat (19/1/2024).
Selama ini masih banyak pelaku UMKM yang mengeluhkan susahnya pemasaran. Para pelaku menginginkan penjualan yang dilakukan secara online sama ramainya dengan penjualan secara offline.
"Pasti ujung-ujungnya kendala UMKM adalah pemasaran. Kita ada pemasaran online dan offline, ketika mereka sudah proses pemasaran melalui online, mereka mengharapkan pemasaran offline bisa lebih banyak lagi," lanjutnya.
Diskopindag Kota Malang telah memfasilitasi keresahan pelaku UMKM tersebut. Salah satu caranya ialah melibatkan pelaku UMKM ke dalam setiap pameran di dalam maupun luar Kota Malang, maupun kebijakan lainnya.
Pemerintah Kota Malang sendiri memiliki program Kamis Mbois Ilakes yang mewajibkan para ASN menggunakan produk-produk UMKM pada hari Kamis.
"Kami menyediakan tempat, kemudian sering melakukan pameran. Karena keterbatasan juga, tidak mungkin semua dilibatkan ke pameran. Akhirnya semua kita gilir dan gantian. Tapi yang pasti legalitas, produk, kemasan, Kota Malang itu sudah paling bagus," jelasnya.
Diskopindag Kota Malang juga bekerjasama melakui program CSR dari bank-bank maupun instansi lain terkait pembinaan UMKM. Banyak bank yang meminta data pelaku UMKM dari Diskopindag Kota Malang untuk dilakukan pembinaan dan diikutsertakan dalam pameran.
"Bank Indonesia punya CSR untuk memasarkan produk. Biasanya mereka (BI) minya data ke kami terkait UMKM setelah itu melakukan kurasi dan tim kurasi dari kami juga. Jadi binaan bank-bank itu sebenarnya dari kami, mereka tinggal melanjutkan untuk membantu pemasarannya," jelasnya. (*)