KETIK, PACITAN – Kebakaran yang melanda rumah warga Nur Sahid di Dusun Saren, Desa/Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, tak hanya menyebabkan hilangnya harta benda, namun juga mengungkapkan kondisi pilu keluarga.
Menurut tetangganya, Muhammad Ahsinul Amri (23), Nur Sahid dan keluarganya memang disebut mengalami kondisi sangat kurang beruntung.
Amri mengatakan, keluarga ini mengalami gangguan jiwa secara genetik, mulai dari istri hingga kedua anaknya.
"Kalau kondisi sekeluarganya itu agak gangguan jiwa gitu, kedua anaknya yang bernama Amin dan Istiqomah itu juga serupa. Kecuali Pak Nur Sahid yang lumayan normal, masih bisa diajak bicara lah masih mending," terang Amri, Rabu (22/5/2024).
Nasib merekapun cukup memprihatinkan, keterbatasan kemampuan membuatnya kesulitan mengurus diri dan kebutuhan sehari-hari.
"Kadang-kadang di kondisi tertentu salah satu keluarganya juga bisa mengamuk," imbuhnya kepada Ketik.co.id.
Tak mampu berbuat banyak, kini Nur Sahid hanya bisa pasrah meratapi nasib sambil melihat rumahnya rata tanah usai dilalap api, dan tak menyisakan apapun.
Keluarga Nur Sahid pun kehilangan semua harta benda mereka, termasuk dokumen penting seperti sertifikat rumah, dokumen kependudukan, dan dokumen kepemilikan tanah.
Saat ini, Nur Sahid, dan keluarga mengungsi ke tempat saudara. Berharap rumah satu-satunya itu bisa segera dibangun kembali.
Fakta Penyebab Kebakaran
Kebakaran yang menimpa rumah Nur Sahid diduga terjadi akibat korsleting listrik. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (20/5/2024) lalu.
Menurut keterangan warga setempat, dipicu oleh salah satu keluarga Nur Sahid yang memiliki juga mengidap gangguan jiwa.
"Penyebab kebakarannya itu korsleting listrik, ceritanya, salah satu keluarga itu mencuci colokan (steker) listrik karena kotor. Berhubung mengalami gangguan jiwa, steker yang masih basah malah dicolokan ke stopkontak, itu menyebabkan korslet," ungkap Amri menurut para saksi.
Api dengan cepat membakar rumah Nur Sahid karena tumpukan kertas kalender yang dikoleksi oleh anaknya. Kebakaran semakin parah karena angin kencang dan jarak tempuh lokasi yang jauh dari kota, sehingga petugas damkar terlambat tiba.
"Kenapa bisa menyala cepat, itu anaknya laki-laki pak Nur hobinya mencari kalender untuk ditempelkan di tembok berbahan kayu dirumah. Api menyala cepat itu salah satunya karena merembet ke tumpukan kertas itu," ungkap Amri.
Berharap dapat Bantuan Pendampingan Kejiwaan
Nur Sahid sehari-hari bekerja sebagai petani, dengan pendapatan yang tak menentu. Pasca kejadian itu, berbagai bantuan dari berbagai pihak telah diterima oleh keluarga Nur Sahid, seperti uang, sembako, dan material untuk membangun rumah baru.
"Pak Nur juga punya kambing dua ekor yang selamat dari kebakaran. Kalau anaknya saat ini tidak sedang bersekolah, putrinya lulus SMP tidak melanjutkan karena masalah ekonomi," jelas Amri.
Pun Amri dan para relawan berharap, selain bantuan logistik bagi Nur Sahid dan keluarga, pendampingan kejiwaan juga dibutuhkan.
"Ya harapannya kalau bisa dibantu, khususnya kondisi gangguan jiwanya. Karena itu sangat perlu pendampingan, pertama ya diupayakan pembuatan rumah seperti material, kedua terkait pendampingan kejiwaan keluarga," harap Amri.
Para relawan saat ini tengah membantu membangun rumah baru untuk Nur Sahid. Bagi warga yang ingin memberikan bantuan, baik berupa dana maupun tenaga, dapat disalurkan melalui relawan setempat. (*)