KETIK, PACITAN – Museum dan Galeri SBY-ANI di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur diresmikan, pada Kamis (17/8/2023) malam.
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menyebut museum dan galeri ini sedikitnya menyimpan tiga ingatan penting bagi dirinya yang merupakan Presiden asal kota seribu satu goa itu saat berada di puncak karir.
Tiga ingatan penting itu berupa prinsip menjalankan sebuah amanah besar memimpin negara. Prinsip-prinsip itu disampaikan Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dalam pidatonya sebelum peresmian.
Dia mengatakan hal ini menjadi nilai wajib yang patut dijadikan teladan dan dipelajari dengan seksama. Acara peresmian museum dan galeri ini dihadiri langsung oleh Wakil Presiden di eranya, yaitu Jusuf Kalla dan Budiono. Jajaran menteri kabinet di era SBY juga hadir.
SBY mengatakan, prinsip penting pada ingatan pertamanya adalah tentang berfikir berkemajuan mengesampingkan masa sebelumnya.
"Memori pertama adalah, kami dulu ingin berbuat yang terbaik, dan mengatasi semua permasalahan bangsa tanpa mengeluh, karena itu memang tugas dan tanggung jawab (kewajiban). Tanpa harus menyalahkan masa lalu (era sebelumnya)," jelas SBY saat memberikan sambutan, Kamis (17/8/2023).
Dia melanjutkan, kenangan keduanya, yakni prinsip dalam proses mencapai tujuan (mengembang misi) dengan mengedepankan cara yang bijak dan tepat (sesuai konteks). Terlebih tidak mengesampingkan konstitusi, pranata hukum, kaidah moral etika, nilai-nilai keadilan dan demokrasi.
"Kami tidak memilih cara yang tak patut, seperti sering dikatakan oleh banyak orang, yang mengikuti ajaran Makyafeli, katanya disebut menghalalkan segala cara. Untuk itu, kami juga masih ingat, tidak mau meninggalkan, apalagi melanggar dalam mencapai tujuan, mekipun dalam mengatasi permasalahan kadang-kadang sangat berat, seolah-olah mustahil bisa dilaksanakan," imbuhnya.
Kesan ketiga, ucapnya, ini berkaitan dengan prinsip menggunakan kekuasaan yang diraih. Berupa kewajiban memaknai otoritas secara mendasar, mulai dari arti, konsep, asal usul, hingga pelaksanaan, sebagai wujud pemimpin yang cakap sesuai semestinya.
Suasana malam peresmian museum kepresidenan, diresmikan sekitar pukul 20.58 WIB, Kamis (17/8/2023). (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
"Bagaimana kami memaknai kekuasaan? the meaning of power, the concept of power, the origin of power, and the use, or the exercise of power. Artinya, sebagai politisi waktu itu ingin mendapatkan kekuasaan secara sah, halal. Setelah kekuasaan mendapatkan itu dengan izin Allah berupa mandat dan kepercayaan dari rakyat. Kami juga ingin untuk menggunakan kekuasaan itu secara baik. Bukan hanya cara memperoleh kekuasaan, tetapi dalam menggunakan kekuasaan itu, yang patut, baik, dan benar," tuturnya.
Hal itu tersimpan dan didokumentasikan berwujud karya, secara keseluruhan sejak SBY mengabdi untuk NKRI sebagai TNI hingga Presiden Ke-6 RI selama dua periode. Termasuk bentuk pesan moral kepada siapa saja yang bakal mengembang amanah di negeri ini kedepan.
"Itulah tiga memori berkaitan dengan kebersamaan kami dulu ketika mengembang tugas negara dan menjalankan amanah rakyat Indonesia. Museum di Pacitan ini sejatinya menampilkan tiga memori itu. Pilihlah jalan yang baik dan benar. Memang yang ditempuh tidak mudah, tapi itu berkah halal dan sah," ungkapnya ditujukan kepada calon pemimpin mendatang.
Tak sampai di situ saja, Presiden RI dua periode itu berharap, museum ini ke depan mampu menginspirasi generasi muda, bahwa untuk mencapai tujuan besar memang tidak mudah dan penuh diterpa rintangan. Ibaratnya, tidak ada pelaut handal yang lahir dari laut yang tenang.
"Tidak pernah ada jalan yang lunak atau jalan pintas, tak ada resep ajaib dan seindah bulan Purnama. Tetapi percayalah dengan pilihan prinsip dan cara yang benar, seberat apapun persoalan, selalu ada jalan dan ada solusinya," tuturnya.
Di samping itu, Direktur Eksekutif Museum dan Galeri SBY-ANI Ossy Dermawan mengatakan selain menunaikan amanah dari sang istri Presiden Ke-6 RI Ani Yudhoyono Museum dan Galeri SBY-ANI sebagai pertanggungjawaban kontinyu usai lengser dari jabatannya.
"Dengan penuh dukungan rakyat beserta jajarannya kerja sangat keras untuk negeri ini. Dengan segala kelebihan dan kekurangan SBY membangun bangsa ini lebih baik. Ini merupakan sebagai bentuk pertanggungjawaban selama memimpin Indonesia serta menunaikan amanah dari alm. Ani Yudhoyono sebelum meninggal," katanya, Kamis (17/8/2023).
Museum dan Galeri itu, tambah Ossy, mengandung nilai yang luar biasa seorang anak desa dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengabdi untuk negeri dari dunia militer, pemerintahan bahkan selama dua periode sejak 2003-2014 sebagai Presiden Ke 6 RI yang memiliki dampak banyak perubahan lebih baik dari berbagai lini.
Selain masa SBY mengabdi untuk negeri, Museum di Pacitan ini pun menyimpan sejuta kenangan bersama sang istri tercinta mulai dari foto hasil alm. Ani Yudhoyono, batik, kain tenun dan beberapa jenis lannya.
"Museum ini kita hadirkan untuk penerus bangsa, Karena di tempat ini pengunjung dapat melihat lukisan dari sang Presiden, lagu maupun 500 buku koleksi sang Presiden Ke-6 RI dan pusisi sertadapat melihat karya dari foto alm. Ani Yudhoyono, batik, tenun," lanjutnya.
Tampak hadir pada acara peresmian Museum dan Galeri SBY-ANI Presiden Ke-6 RI beserta keluarga besar Agus Hari Murti Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, Mantan Presiden RI Jusuf Kala dan Boediono, Mantan Menteri Kabinet Indonesia bersatu, Capres Anies Baswedan, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, teman SBY, dan undangan lainnya.
"Anda mau dikenang seperti apa oleh rakyat Indonesia? (tanya wartawan kepadanya waktu silam), Bagi saya cukuplah kalau pada saatnya nanti saya diingat oleh saudara-saudara kami rakyat Indonesia. Bahwa ada seorang anak desa dari Pacitan yang kemudian mengabdi di dunia militer sebagai prajurit, kemudian masuk dunia politik dan pemerintahan, hingga kembali keharibahan masyarakat seperti yang saya alami sekarang ini," pungkas Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (*)