KETIK, SURABAYA – Minimnya anggaran membuat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur hanya akan mengirim atletnya ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara yang meraih emas dan perak di Pra PON. Sehingga KONI Jatim meminta seluruh cabang olahraga yang saat ini menjalani Puslatda untuk semangat dan serius mempersiapkan diri di Pra PON.
"Yang kami fasilitasi adalah yang punya trek rekor meraih emas atau perak di PON Papua, kemudian emas dan perak di kejurnas dan atlet Pelatnas. Dengan berat hati, untuk atlet yang meraih perunggu tidak akan kami berangkatkan," kata Ketua Umum Koni Jatim, Muhammad Nabil, Rabu (5/4).
Kondisi anggaran yang seret membuat KONI Jatim harus melakukan penyesuaian anggaran untuk Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim. Terutama masalah bantuan keuangan atlet, tidak hanya itu, tidak ada program try out ke luar negeri seperti sebelumnya. "Kami mohon maaf sebelumnya, karena ini kami harus menyesuaikan anggaran," terang Nabil.
Sedangkan peralatan akan diberi jika memang mendesak untuk diganti sesuai umur peralatan.
Dengan anggaran minim, Koni Jatim berusaha memaksimalkan potensi yang ada untuk mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi. "Jadi kami tidak bicara try out maupun training camp luar negeri. Tapi seleksi awal harus dilakukan pengetatan saat berangkat ke Pra PON. Yang jelas kalau perunggu tidak kita berangkatkan sebagai peserta PON," kata mantan Komisioner KPU Jatim itu.
Meski demikian, ia berpesan kepada seluruh atlet dan pengurus cabang olahraga untuk tetap semangat mempersiapkan dan menunjukkan prestasi terbaiknya. "Hari ini harus yakin, harus optimistis tidak boleh mengurangi nyali dan semangat kita untuk mempersiapkan diri dan bertanding nanti," pinta Nabil.
Seperti diketahui, hibah untuk KONI Jatim di tahun 2023 hanya sebesar Rp55 miliar. Dan ini jauh dari cukup untuk persiapan PON XXI 2024.
Sementara ini ada 751 atlet, 115 pelatih dan 17 mekanik yang masuk Puslatda berlaku mulai Januari 2023 hingga berakhirnya Pra PON nanti. Sesuai jadwal yang sudah dirilis KONI Pusat, September adalah batas akhir penyelenggaraan Pra PON. Jumlah atlet ini bahkan bisa bertambah.
Khusus untuk Pra PON semua atlet termasuk non Puslatda akan dibantu pembiayaan untuk berangkat. Dan yang paling penting pada Pra PON nanti, KONi Jatim menargetkan harus juara bukan hanya sekadar lolos. (*)