KETIK, SURABAYA – Melimpahnyan potensi sumber daya laut Indonesia yang belum dikelola dengan optimal menjadikan sektor maritim tidak mampu berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Tidak tanggung-tanggung, sekitar 60 persen penduduk Indonesia yang berada di pesisir dengan potensi lautnya hidup dengan kondisi sosial ekonomi terbatas.
Melihat hal ini, Universitas Ciputra (UC) Surabaya melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini Program Insentif pengabdian masyarakat terintegrasi dengan MBKM berbasis kinerja IKU bagi perguruan tinggi swasta (PTS) 2022 yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.
Kegiatan ini bertajuk Peningkatan Pengolahan Pangan Lokal Bagi Masyarakat Nelayan Desa Gisikcemandi Kecamatan Sedati kabupaten Sidoarjo.
Kegiatan pendampingan yang dilakukan Tim Universitas Ciputra. (Foto: Humas UC)
Pengabdian ini dengan ketua pengusul Michael Ricky Sondak, S.E., M.M. dengan anggota Laij Victor Effendi, S.E., M.M., CMA., Pramesti Saniscara, S.T., M.Ds. serta mengajak 2 mahasiswi, kegiatan ini meliputi pendampingan kewirausahaan bagi perempuan, Inovasi pangan berbasis kerang dan pendampingan pada desain kemasan.
Acara yang berlangsung pada bulan desember ini melibatkan setidaknya 20 peserta ibu-ibu yang bekerja pada sektor informal.
Michael Ricky Sondak, S.E., M.M. menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan daya daya saing komoditas kerang. Selain itu inovasi pengolahan ini dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen akan ragam dan alternatif olahan kerang.
“Selama ini kerang hanya diolah menjadi sate kerang, kerang saos tertentu atau kerupuk saja, nah pendampingan ini kami akan membuat produk inovatif berbagai varian yang akan membuat kerang dapat di nikmati oleh semua kalangan dan diterima oleh pasar. Nah itu yang ingin ajarkan bahwa kerang itu dapat menjadi produk yang tidak kalah dengan produk hasil laut lainnya," papar Michael.
Pada kesempatan ini Laij Victor Effendi, S.E., M.M., CMA. memberikan materi tentang kewirausahaan berbasis kearifan lokal bagi ibu-ibu. Kewirausahaan berbasis kearifan lokal menjadi terobosan untuk melangkah ke depan tanpa merusak tatanan sosial masyarakat.
“Kearifan lokal sendiri berkaitan erat dengan suatu budaya yang menjadi ciri khas kehidupan masyarakat tertentu. Jadi secara mendalam kearifan lokal dapat dikatakan sebagai sarana untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu, kewirausahaan berbasis kearifan lokal dapat mendukung suatu masyarakat berkembang tanpa kehilangan ciri khas atau jati dirinya," ujar Victor yang juga selaku Wakil Rektor Bidang Operasional di Universitas Ciputra Surabaya
Victor mengingatkan untuk ibu-ibu harus memiliki mindset kewirausahaan untuk dapat memiliki tabungan bagi masa depan, yang memanfaatkan kekayaan sumber daya yang lingkungan.
Muhammad Alimin selaku Kepala Desa Gisikcemandi memberikan apresiasi pada Tim Universtas Ciputra Surabaya bahwa selama ini banyak ide ide kreatif para dosen dan mahasiswa yang telah di aplikasikan di masyarakat desa Gisikcemandi untuk membantu warganya dalam meningkatkan ekonomi.
“Menggali potensi lokal tersebut membutuhkan kreatifitas dan inovasi di masyarakat membutuhkan banyak sekali pihak yang terlibat, saat ini Universitas Ciputra adalah salah satu kampus yang mendukung desa kami untuk memperkuat ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi apalagi dengan adanya produk kreatif akan mampu mendorong warga dalam menuju ekonomi sejahtera dan selara," pungkas Alimin.
Pentingnya branding mengenai kemasan yang membuat orang tertarik dan penasaran, harus didesain agar produk yang sudah keren dan inovatif ini mampu dikenal luas, mampu dicari orang, mampu membuat orang sering datang kesini, tambah cara ketika memberikan pelatihan pada sesi terakhir ini.
Kegiatan pendampingan yang dilakukan Tim Universitas Ciputra dengan Desa Gisikcemandi Kecamatan Sedati kabupaten Sidoarjo. (Foto: Humas UC)
Kegiatan pendampingan kekuatan pengembangan potensi desa dan kawasan perdesaan dengan konsep pentahelix atau multipihak dimana unsur Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk mengembangkan potensi lokal Desa dan kawasan perdesaan.
Potensi lokal Desa dan kawasan perdesaan yang tetap mengedepankan kearifan lokal dan bersumber daya lokal dengan konsep kewirausahaan (entrepreneur). (*)