KETIK, PANDEGLANG – Pulau Peucang terletak di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dengan Selat Panaitan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dengan luas pulau sekitar 450 hektar.
Pulau Peucang benar-benar menjadi surga terpencil yang terletak di tepi paling barat dari Pulau Jawa.
Dikelilingi oleh pantai berpasir putih yang lembut, air biru jernih, dan terumbu karang yang mempesona, Peucang menjanjikan ketenangan bagi siapa saja menginjak pasirnya.
Dari berbagai sumber yang dihimpun, Pulau Peucang juga merupakan rumah bagi berbagai spesies hewan liar seperti monyet, burung enggang, biawak, babi hutan, toucans, elang laut, dan banyak lagi. Yang paling menonjol dari ini adalah kijang yang ditemukan berlimpah di sekitar pulau.
Seperti sebagian besar dari wilayah Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Peucang juga terpukul oleh sejarah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Hampir tidak ada flora dan fauna selamat dari bencana letusan dan diikuti tsunami.
Namun, satu pohon bertahan dan masih hidup sampai hari ini di hutan Pulau Peucang. Pohon yang diklasifikasikan sebagai pohon ara (Ficus sp) disebut Pohon "Kiara" itu diperkirakan berumur lebih dari 2 abad.
Pohon spektakuler ini memiliki diameter luar biasa sama dengan lingkaran yang dibuat oleh lebih dari 30 manusia dewasa.
Di bawah permukaan air yang jelas, taman karang mempesona dengan makhluk laut mereka beragam adalah tempat yang sempurna untuk snorkeling di tepi pantai atau menyelam di berbagai tempat menyelam.
Salah satu wisatawan bernama Dini mengatakan, di antara beberapa penghuni alam bawah laut Pulau Peucang adalah ikan kupu-kupu, ikan malaikat, ikan badut, ikan kakatua, dan banyak lagi.
Tempat yang paling favorit untuk menyelam di Karang copong di ujung barat pulau.
"Namun, menyelam di sini hanya bisa dilakukan oleh penyelam profesional yang berpengalaman karena memiliki arus yang kuat dan lokasinya dekat Samudera Hindia," katanya kepada media online nasional Ketik.co.id, Jumat (19/04/2024).
Dikatakannya, pulau ini juga memiliki hutan tropis yang besar untuk trekking dan mengamati satwa liar. Ketika malam semakin dekat, pantai menyajikan pemandangan memukau dan suasana warna-warni irama matahari terbenam di cakrawala.
"Pulau dengan semua keajaiban yang di atas dan di bawah permukaan menawarkan berbagai kegiatan termasuk trekking, berperahu, kano, pengamatan satwa, diving, snorkeling, surfing, berkemah, dan banyak lagi," ungkap Dini.
Menurutnya, Pulau Peucang berfungsi sebagai base camp dan titik pementasan bagi mereka yang ingin menjelajahi lebih dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Hal ini menjadi alasan bahwa di pulau kecil ini akan menemukan akomodasi dan fasilitas pendukung.
"Eco Resort Pulau Peucang memiliki sejumlah pondok-pondok dengan total 23 kamar. Setiap pondok memiliki kamar yang luas dan serambi. Di mana Resort ini menerapkan konsep ramah alam," ujarnya.
Dini menyampaikan, bahwa untuk mencapai Pulau Peucang hanya bisa dicapai dengan perahu dari Sumur Dock atau Tanjung Lesung Resort, atau dengan kapal cepat dari pusat wisata Pantai Carita.
"Perahu untuk perjalanan dari Sumur Dock ke Pulau Peucang berlangsung sekitar 3-4 jam tergantung pada cuaca dan ombak," tandasnya menutup pernyataan. (*)