KETIK, SURABAYA – Berdiri di ibukota Jawa Timur, masjid ini merupakan salah satu landmark dari Kota Surabaya. Masjid ini ialah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Berkat kemegahan dan kemewahannya, wajar ingin mengenal lebih jauh tentang sejarah masjid ini.
Masjid Al Akbar Surabaya ini berlokasi di Jalan Masjid Al-Akbar Timur No. 1, Pagesangan Jambangan, Kota Surabaya, Jawa Timur ini memiliki ciri lain yaitu pintu masuk ke dalam ruangan masjid tinggi dan besar dan mihrabnya adalah mihrab masjid terbesar di Indonesia.
Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya atau biasa disebut Masjid Agung Surabaya (MAS) dibangun sejak tanggal 4 Agustus 1995, atas gagasan Wali Kota Surabaya saat itu, H. Soenarto Soemoprawiro, yang akrab dipanggil Cak Narto. Pembangunan Masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI kala itu yakni Try Sutrisno.
Namun karena krisis moneter yang melanda negeri, pembangunannya terhenti sementara waktu. Tahun 1999, masjid ini dibangun lagi dan selesai tahun 2000. Pada 10 November 2000, Masjid inii diresmikan oleh Presiden RI kala itu yakni KH. Abdurrahman Wahid.
Sejak peletakan batu pertama, proses kehadiran masjid ini mengalami proses pergulatan panjang untuk bisa hadir d itengah masyarakat metro bernuansa jawa ini. Padahal, dalam konsep pembangunan awalnya, masjid ini ingin dihadirkan dalam tempo sesingkat mungkin.
Bahkan, untuk menjawab keinginan percepatan itu, pelaksana proyek berani melakukan pembangunan dengan sistem fast track. Yaitu sebuah sistem dimana perencana diselesaikan bersamaan dengan pelaksanaan di lapangan.
Salah satu fasilitas di dalam Masjid Al-Akbar Surabaya. (Foto: Shinta/Ketik.co.id)
Tapi, sekali lagi, itulah kemampuan kita sebagai manusia. Keinginan seperti apapun, kalau memang harus melalui proses panjang, maka proses itu tak bisa dihilangkan. Pun demikian nampaknya dengan proses kehadiran Masjid Al-Akbar Surabaya. Perencanaan itu, percepatan itu, strategi itu, keinginan itu, semua harus tunduk pada perjalanan yang telah ditentukan.
Salah satu daya tarik Masjid Al-Akbar Surabaya, adalah keberadaan kubah masjid yang nampak berbeda dari bentuk dan warna kubah masjid umum yang ada di Indonesia.
Perbedaan warna dan sistem rancangan kubah itu dikarenakan memang dalam proses pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya menggrunakan sebuah teknologi baru yang jarang dipergunakan dalam proses pembangunan masjid di Indonesia.
Keunikan bentuk kubah ini ditunjang dengan bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer memiliki tinggi sekitar 27 meter. Bentuk ini menumpu pada bentuk piramida terpancung dalam 2 layer setinggi kurang lebih 11 meter dengan bentang tumpuan atau diameter 54 m x 54 m.
Ketepatan waktu untuk merangkai dan memasang komponen-komponen struktur di lapangan dimungkinkan oleh adanya disiplin kerja dan pengalaman dari tim pelaksana di lapangan.
Pelaksanaan ini ditunjang oleh peralatan-peralatan canggih, menara-menara bantu khusus dan dengan bantuan mesin-mesin khusus serta tower crane.
Dari keseluruhan sistem kerja itu, akhirnya didapat sebuah hasil kerja yang sangat kokoh, unik dan indah. Sebuah space frame yang anggun, yang bisa membuat bangunan Masjid Al-Akbar Surabaya nampak teduh, luas dan nyaman.
Sebuah teknologi yang menjawab keinginan banyak kalangan, agar masjid bisa tampil utuh, tidak terlalu diganggu tiang-tiang yang seringkali merusak pemandangan.
Setelah persoalan penyangga bangunan kubah telah terjawab, muncul kemudian sebuah pertanyaan tentang teknologi apa yang akan dipergunakan sebagai penutup bangunan kubah yang besar dan agung?
Setelah kebutuhan penutup kubah terjawab, maka sebagai produk yang tergolong baru dilakukanlah kemudian suatu proses desain dan perencanaan yang matang, pra produksi, produksi secara utuh serta penentuan metode pemasangan yang tepat. Semua itu harus terencana secara baik sejak awal hingga akhir.
Pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan kubah ini ialah dengan memasang plafon di bawah struktur baja space frame untuk menambah kualitas peredaman suara serta memberi nilai tambah pada segi estetis atau keindahan.
Salah satu keunggulan corak Masjid Al-Akbar Surabaya, yang hampir memiliki kesamaan dengan corak masjid lain di Indonesia, ialah menonjolnya corak ukiran dan kaligrafi yang menghiasi berbagai elemen di Masjid Al-Akbar Surabaya.
Untuk mengakhiri proses pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya, kontraktor bersama panitia menghadirkan sentuhan terakhir dengan melakukan pengecatan dan finishing.
Dalam menjalankan proses finishing ini, dipergunakan sentuhan warna elegan yang bisa memberikan aroma kesejukan bagi Masjid Al-Akbar Surabaya. Semua titik diberi warna yang serasi, dengan dominasi warna cerah.
Hasilnya, dari segala sudut, Masjid Al-Akbar Surabaya nampak anggun, tenang dan nyaman. Sebuah kondisi yang dibutuhkan untuk menemukan titik konsentrasi ketika menghadap ke Illahi Robbi.
Warna-warna cerah yang anggun ini, secara umum sama dengan kondisi pewarnaan pada masjid-masjid jaman dahulu. Kalu toh ada perbedaan, mungkin hanya sekedar pada tataran selera dan kemajuan teknologi.
Tapi yang jelas, walaupun perbedaan yang ada hanya beberapa, namun dengan sentuhan teknologi mutakhir dan dengan penggarapan finishing yang sempurnanya, Masjid Al-Akbar Surabaya nampak lebih agung, tenang dan membuat orang betah untuk tinggal berlama-lama menjalankan aktifitas perjalanan rohani di dalamnya.
Masjid Al-Akbar Surabaya. (Foto: Shinta/Ketik.co.id)
Fasilitas yang ada di dalam Masjid Al-Akbar Surabaya
Tak hanya besar, megah, luas, dan indah, Masjid Al-Akbar Surabaya juga menyediakan banyak fasilitas bagi jemaah. Fasilitas-fasilitas ini sejalan dengan misi dari pembangunan masjid ini, yaitu sebagai sarana ibadah, edukasi, pengenalan budaya, dan juga tempat wisata.
Berikut beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Masjid Al-Akbar Surabaya:
1. Menara setinggi 99 meter
2. Perpustakaan
3. Klinik bekam
4. Poliklinik
5. Sekolah
6. Taman Peradaban
7. Green house
8. Diorama
9. Dapur umum khusus Ramadan
Dari tahun ke tahun, fasilitas dari Masjid Al-Akbar terus berkembang serta terdigitalisasi, yuk nikmati Ramadan dengan berkunjung ke Masjid Al-Akbar Surabaya. (*)