KETIK, JAKARTA – Mediapreneur, Juragan Parkir, kaya akan jaringan, disiplin dan dermawan. Itulah yang menonjol jika mengenal lebih dekat sosok pengusaha asli Pagaralam Kiagus Firdaus. Tangan dinginnya membawa Mario Aji sukses berkiprah di Moto3 GP dua tahun ini.
Di tangan pria kelahiran Pagaralam tepatnya di Kelurahan Besemah Serasan 27 Juli 1984 ini, rider Mario Aji berhasil lebih dikenal berbagai lapisan masyarakat dan mendapat sokongan sponsor dari banyak pihak. Hal itu sangat penting dimiliki atlet cabang olahraga motorsport seperti Mario Aji.
Pembalap 19 tahun itu kini memiliki beberapa sponsor yang menyokong penuh karirnya di balapan Moto3 GP. Seperti BUMN Bank BRI, Kapal Api, Scarlet, dan Kabaharkam Polri Komjen Pol Mohammad Fadil Imran yang kini menjadi bapak asuhnya.
Selama berkarir di Moto3 sejak musim 2022, Mario Aji juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah daerah hingga pusat. Bupati Magetan, daerah asal Mario Aji, Suprawoto, bahkan menyebut Mario Aji sudah seperti anaknya sendiri.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam beberapa kali kesempatan selalu meminta Mario Aji mampir ke rumah dinasnya di Gedung Negara Grahadi Surabaya saat dia pulang ke tanah air.
Khofifah juga yang secara langsung mengantar Mario Aji meminta doa restu kepada Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin sebelum memulai musim pertamanya di Moto3 GP tahun lalu. "Saya titipkan Mario Aji ke Mas Kia (Kiagus Firdaus). Saya juga pantau terus. Tolong dikawal salah satu putera terbaik Jawa Timur ini," ucap Khofifah kepada Kiagus dalam pelepasan sebelum Mario Aji terbang ke Eropa Februari lalu.
Kiagus Firdaus bersama Kabaharkam Polri Komjen Pol M. Fadil Imran yang juga bapak asuh Mario Aji. (Foto: Ketik.co.id)
Berkat jaringan luas Kiagus Firdaus, Mario Aji juga punya kesempatan istimewa yakni berlatih privat seminggu penuh di sirkuit Mandalika sebelum musim ini dimulai pada Januari lalu. Saat itu, Ketua Umum IMI Pusat yang juga ketua MPR RI Bambang Soesatyo memberikan rekomendasi langsung.
Selanjutnya, Direkrut Utama MGPA, selaku pengelola sirkuit Mandalika, Priandhi Satria bahkan memberikan green card alias akses istimewa untuk Mario Aji.
Itu agar dia bisa berlatih di Mandalika kapan saja dia mau. "Kami akan sediakan loker khusus untuk Mario. Kalau dia datang ke sini tinggal latihan saja," ucap Priandhi.
Semua kemudahan itu didapat Mario Aji berkat tangan dingin sang manajer yakni Kiagus Firdaus Jeme Pagaralam Asli. Kelincahannya membangun jejaring tak diragukan lagi. Pria yang pernah menjadi Duta Pariwisata atau Bujang Pagaralam 2003 itu memang sudah kenyang pengalaman manajerial dan memiliki jaringan luas.
Kiagus Firdaus bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Mario Aji. (Foto: Ketik.co.id)
Jaringannya yang begitu luas itu juga yang mempertemukan Kia dengan almarhum ayah Mario Aji yakni Hartoto. Sebelum kepergian mantan pembalap nasional itu, almarhum sempat menitipkan Mario Aji kepada dirinya.
"Ada ikatan sangat kuat antara saya dengan almarhum ayahnya. Dia sahabat saya. Begitu juga saya dengan Mario Aji dan keluarganya saat ini," ucap Kia.
Mengeyam pendidikan di SDN 5 Pagaralam dan lulus dari SMU Muhammadiyah Pagaralam pada 2003, Kia menempuh pendidikan perguruan tinggi di Universitas Brawijaya Malang dan lulus pada 2008. Setelah itu, sebagian hidup Kia, panggilan akrabnya, banyak dihabiskan di dunia media massa.
Di salah satu perusahaan media terbesar Indonesia, Jawa Pos Group, ketekunan dan kerja keras mengantar Kia menduduki berbagai jabatan strategis. Mulai dari manager hingga direktur pernah diemban pria yang menjadi anggota Paskibra Kota Pagaralam dan Ketua OSIS SMU Muhammadiyah pada 2002 tersebut.
Kiagus Firdaus bersama Mario Aji dan Dirut MGPA Priandhi Satria. (Foto: Ketik.co.id)
Bekal pengalaman panjang bekerja di dunia media tersebutlah yang membuat Kia punya banyak pengalaman dan jaringan luas berbagai kalangan. Mulai dari Bupati/Wali Kota, Gubernur, Menteri, jajaran BUMN, Swasta, hingga lingkup Kepresidenan.
Di dunia media, Kia tercatat pernah membuat satu gebrakan besar. Dia menggagas program ekspedisi jalur darat ke 34 provinsi pada 2018 silam.
Saat itu dia menempuh 17.579 km menuju 250 kabupaten/kota selama 106 hari tanpa henti dari Aceh sampai Papua untuk bertemu dengan 34 Gubernur se-Indonesia.
Sampai saat ini Kia juga kerap diminta menjadi branding consultant berbagai pemerintah daerah. Dia juga beberapa kali terlibat dalam tim city branding kab/kota hingga provinsi di berbagai wilayah Indonesia.
Kini Kia juga merambah lini usaha parking management system. Di bawah payung Jatim Parkir Center, dia mengelola titik parkir di beberapa wilayah seperti Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Pasar, dan RSUD di Surabaya, Malang, Madiun, Jakarta, Magetan, Blitar dll.
"Kerja tuntas dan ikhlas. Itu selama ini yang selalu saya pegang teguh selama menjalankan tugas apapun yang diberikan kepada saya," ucap Kia yang kini juga aktif di organisasi HIPMI, KADIN dan IMI Jatim tersebut.(*)