KETIK, SURABAYA – Perayaan Natal menjadi momen spesial bagi umat Kristiani di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai cara dilakukan untuk menyambut dan memeriahkan hari kelahiran Yesus Kristus ini, salah satunya melakukan berbagai tradisi perayaan natal unik sesuai daerahnya masing-masing.
Tradisi yang menjadi simbol kebersamaan ini sudah dilakukan turun temurun sejak zaman nenek moyang mereka. Terdapat sejumlah tradisi Natal yang hanya bisa ditemukan di Indonesia? Apa saja itu?
1. Bakar Batu (Barapen)
Perayaan Natal biasanya dimeriahkan dengan menghias pohon Natal atau membuat kue Natal. Namun tahukah kamu, umat Kristiani di Papua justru menyambutnya dengan membakar batu?
Tradisi Barapen ini sebenarnya kegiatan masak-masak bersama setelah Misa Natal. Jadi masyarakat Papua menggunakan batu yang dibakar untuk memasak makanan, kemudian makanan tersebut dinikmati bersama-sama sebagai tanda syukur pada Tuhan dan menjaga kebersamaan.
Batu-batu itu diletakkan dalam sebuah lubang yang sebelumnya sudah digali, lalu dilapisi dengan ilalang dan daun pisang. Batu tadi dilapisi lagi dengan daun pisang, kemudian daging babi dimasukkan, dan dilapisi lagi dengan batu panas dan daun pisang hingga 3 tingkat.
Setelah itu diisi lagi dengan sayuran dan umbi-umbian, lalu ditutup dengan ilalang, batu bakar, dan lembaran daun pisang.
2. Tradisi Bunyi Sirine dan Lonceng
Di Ambon, perayaan Natal disambut dengan membunyikan sirine dan lonceng gereja. Jadi sirine dan lonceng gereja ini dibunyikan bersamaan saat natal tiba.
Tidak hanya itu, di kota Naku, Leitimur Selatan ada tradisi upacara adat penyucian untuk menyambut natal. Upacara penyucian ini sebagai lambang pembebasan dosa.
3. Tradisi Marbinda dan Marhobas
Sumatera Utara juga memiliki tradisi unik bernama Marbinda dan Marhobas. Marbinda itu tradisi menyembelih hewan, entah itu babi, sapi, atau kerbau, lalu daging-daging tersebut dimasak bersama-sama yang disebut Marhobas.
Setelah matang, daging tersebut dibagikan pada warga. Menariknya, orang yang ditunjuk membagikan daging biasanya akan terpilih jadi kepala desa periode selanjutnya.
Tradisi ini tentu saja dilakukan sebagai ungkapan syukur pada Tuhan dan menjaga nilai kebersamaan antar warga.
4. Tradisi Rabo-Rabo
Tak kalah dengan daerah lainnya, kawasan Ibu kota juga memiliki tradisi unik, lho! Tradisi ini bernama Rabo-Rabo yang bisa kamu temukan di Kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara.
Masyarakat berkeliling kampung dan mengunjungi rumah-rumah kerabat sembari menyanyikan lagu keroncong. Puncak acaranya, mereka melakukan tradisi mandi-mandi, yakni menggambar wajah satu sama lain menggunakan bedak putih.
Dilansir dari laman kemenpareraf.go.id, tradisi mandi-mandi dilakukan sebagai simbol penebusan dosa dan pengampunan. Selain itu tradisi ini dilakukan untuk menyambut pergantian tahun dalam keadaan suci.
5. Tradisi Wayang Wahyu
Warga Yogyakarta memiliki tradisi perayaan natal yang khas, yakni pertunjukan Wayang Wahyu.
Biasanya, wayang ini diangkat dari kisah-kisah Ramayana atau Mahabaratha, namun kali ini cerita wayang diambil dari kisah yang ada dalam Alkitab.
Tradisi pertunjukan wayang saat natal seperti ini sudah pasti hanya ada di Indonesia, tidak ada di negara lain. Tujuannya selain sebagai sarana menyampaikan firman Tuhan, juga sebagai simbol akulturasi budaya dan toleransi.
6. Tradisi Ngejot dan Penjor
Bali termasuk wilayah dengan toleransi tinggi. Meski mayoritas masyarakatnya beragama Hindu, namun ketika natal tiba mereka merayakannya dengan tradisi unik bernama Ngejot dan Penjor.
Ngejot itu tradisi saling membagikan makanan yang disesuaikan dengan agama masing-masing. Sedangkan Penjor adalah tradisi memasang bambu-bambu tinggi melengkung di rumah yang biasanya ada saat hari raya Galungan sebagai simbol rasa syukur. (*)