Mengandung Nikotin, Penggunaan Vape Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Muhammad Faizin

10 Januari 2024 00:29 10 Jan 2024 00:29

Thumbnail Mengandung Nikotin, Penggunaan Vape Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional Watermark Ketik
Rokok elektrik (Vape) sama berbahayanya dengan rokok konvensional. (Foto: Pexels)

KETIK, JAKARTA – Saat ini rokok elektronik atau vape banyak digunakan sebagai slaah satu cara seseorang untuk menghindari atau berhenti merokok. Hal ini tentu saja bukan cara yang benar, karena biar bagaimanapun cairan vape juga mengandung nikotin yang juga terkandung di rokok konvensional.

Berhenti merokok juga tidak semudah itu. Perlu kerja keras dan waktu yang cukup lama agar seseorang dapat benar benar berhenti merokok. Tidak semudah hanya berpindah dari rokok konvensional yang dibakar ke rokok elektrik.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K)., menegaskan jika vape sama haknya dengan rokok konvensional yang sama-sama mengandung nikotin yang bersifat adiktif. Karena kandungan inilah penggunaan vape juga akan menyebabkan kecanduan sama seperti rokok konvensional.

"Rokok elektronik itu tidak memenuhi syarat sebagai nicotine replacement therapy untuk berhenti merokok," kata prof. Agus dalam konferensi pers virtual, Selasa (9/1/2024). 

Lebih lanjut, menurut aturan dari World Health Organization (WHO) mengenai nicotine replacement therapy atau terapi penggantian nikotin, adalah alat tersebut harus bersih dari nikotin. Oleh sebab itu dari hal tersebut dapat disimpulkan jika vape jelas bukan alat untuk berhenti merokok.

Bahkan menurut penelitian banyak warga Indonesia yang menggunakan 2 jenis rokok sekaligus, yakni rokok konvensional dan rokok elektrik. Hal ini tentu cukup menghawatirkan mengingat keduanya sama sama mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan.

"Faktanya di Indonesia justru 2 user (pengguna rokok elektrik dan konvensiomal) di kita itu tinggi, 51 persen pelajar di Indonesia itu riset Uhamka. Dan 61,5 persen mahasiswa jadi 2 user di Indonesia," tambah prof Agus.

Dalam ilmu kedokteran juga belum ada bukti ilmiah atau hasil studi yang menyatakan vape bisa digunakan untuk terapi berhenti merokok. Walaupun tidak ada kandungan tar di dalamnya, seperti rokok konvensional, tetapi nikotin serta zat-zat kecil yang ada di dalamnya tetap berbahaya bagi kesehatan tubuh, termasuk kanker.

"Baik rokok konvensional maupun elektronik sama-sama mengandung bahan toksik yang sifatnya iritatif,"pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

kesehatan Rokok elektronik Vape Rokok Konvensional IDI Pusat nikotin