KETIK, MALANG – Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang melakukan beberapa langkah mitigasi. Salah satunya dengan menambah early warning system (EWS) tanah longsor di daerah Joyogrand, Merjosari, Kelurahan Lowokwaru, Kota Malang.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Payitno, mengatakan daerah Joyogrand memiliki tingkat kecuraman yang tinggi dan rawan terjadi longsor. Rencananya penambahan EWS akan dilaksanakan di akhir tahun 2023.
"Di akhir tahun ini akan ada EWS lagi untuk yang longsor di daerah Joyogrand. Di sana ada daerah yang kecuramannya tinggi dan dikhawatirkan ada kejadian. Sehingga dipasangnya EWS, misal nanti ada tremor kita bisa memberitahu warga setempat," ujar Prayitno, Kamis (26/10/2023).
Penambahan EWS ini diharapkan mampu memudahkan BPBD dan masyarakat dalam mengantisipasi bencana tanah longsor.
"EWS longsor nanti di satu titik itu saja. Karena kalau mengandalkan deteksi manual kan masih sulit. Kalau pakai alat, mau itu siang atau malam enak deteksinya. Kalau sudah lewat waktu maghrib sudah tidak ada orang di titik itu," lanjutnya.
Tak hanya itu, kini BPBD Kota Malang juga memiliki 7 EWS untuk mendeteksi banjir. Menurutnya jumlah tersebut sudah cukup optimal untuk mendeteksi terjadinya banjir di Kota Malang. Kini BPBD Kota Malang dalam tahap pemeliharaan EWS.
"Kami menyesuaikan, sementara ini jumlah EWS kami anggap sudah cukup optimal. Kali Brantas, arah sungai ke Gang Sate Kedungkandang, itu kan juga sudah kami pasang EWS banjir karena dampaknya cukup mengganggu, sempat merendam 4-5 rumah," sebut Prayitno.
Meskipun BMKG memprediksi El-Nino akan berakhir pada Maret 2024 nanti, namun Kota Malang telah dilanda hujan dengan intensitas sedang. Menurut Prayitno, belum ada dampak ekstrim yang dipicu oleh hujan di Kota Malang.
Untuk mengantisipasi, pada minggu kedua bulan November 2023 oihaknya akan melakukan apel siaga bencana yang melibatkan seluruh pihak.
"Kalau di November ini harus siaga bencana. Mudah-mudahan minggu ke dua November kami adakan apel siaga bencana yang melibatkan pentahelix, yaitu perguruan tinggi, unsur pemerintah, media, kelurahan tangguh, kami ajak semua untuk mitigasi bencana," paparnya.
Tak hanya itu kini BPBD Kota Malang tengah menggalakkan latihan mitigasi bencana di kalangan siswa sekolah. Ia berharap anak-anak mampu bersiap untuk menghadapi bencana.
"Kami konsepnya jemput bola ke sekolah, dari pihak sekolah juga bisa datang ke BPBD. Anak-anak ini investasi jangka panjang, jangan ditakut-takuti bencana. Justru dilatih terkait bagaimana mitigasi kebencanaan. Kalau terjadi bencana itu harus apa, saat bencana itu bagaimana, setelah bencana juga kita berikan edukasinya," pungkasnya. (*)