KETIK, MALUKU TENGAH – Desa Rotnama, Kecamatan Madonahera, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, terendam banjir pada Senin (23/1) lantaran dua buah sungai meluap.
Kepala Desa Rotnama Teprianus Hadulu mengatakan banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi melanda wilayah pegunungan Madonahera membuat aliran sungai di daerah itu meluap hingga menggenangi pemukiman warga.
"Hujan sejak Kamis (19/1) hingga Senin (23/1), warga terpaksa mengungsi ke dataran tinggi dan bangunan sekolah," ujarnya melalui pernyataan resmi, Senin (23/1).
Ia menilai pekerjaan proyek jalan lintas antarpulau Sermata yang mengambil material sertu dari dua sungai yang satu sungai bersebelahan timur dan satu bersebelahan barat menjadi pemicu banjir karena area sungai semakin mengecil.
"Jadi area sungai itu digali sehingga daerah aliran sungai tidak normal, saat hujan turun, sungai tak mampu tampung air sehingga air meluap dan merendam perkampungan warga,"ucapnya.
Saat ini, kata dia, warga membutuhkan bahan makanan karena bahan makanan warga yang tersimpan tergenang banjir. Tak hanya bahan makanan, warga juga tak bisa berkomunikasi karena kehilangan ponsel saat rumah mereka terendam banjir.
Banjir juga memutus akses jalan lintas antarpulau, banjir juga menerjang pembangunan talud penahan ombak dan talud penahan banjir.
Warga berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Maluku Barat Daya segera menyalurkan bantuan ke desa mereka karena mereka masih bertahan di kamp pengungsian yang dibangun swadaya oleh korban banjir.
"Saat ini, warga di pulau terluar masih menunggu bantuan, mungkin kendala transportasi, karena laut yang belum membaik. Sementara otoritas setempat masih melarang kapal-kapal untuk berlayar karena gelombang tinggi akibat cuaca," imbuh dia.
Kepala BPBD Kabupaten Maluku Barat Daya Jemi Lico mengaku pihaknya sempat terhambat mengirim bantuan ke Desa Rotnama, Kecamatan Madonahera, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Bantuan belum sempat didistribusikan lantaran terkendala transportasi akibat kondisi lautan yang belum membaik. Saat ini, pihaknya disebut masih berkoordinasi dengan Polsek Madonahera terkait penambahan personel untuk membantu warga.
"Jadi ada bantuan cuma masih terkendala, kita masih koordinasi dengan kades dan camat agar meminta pengusaha lokal disitu membantu dulu, sebab kalau nunggu dari Pemda terlambat," tuturnya.
Ia bilang, saat ini, kapal-kapal masih dilarang berlayar setelah otoritas pelabuhan setempat mengeluarkan larangan pelayaran setelah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan tinggi gelombang di sekitar perairan Maluku Barat Daya.
Berdasarkan data yang terhimpun oleh BPBD Maluku Barat Daya warga yang menjadi korban banjir berjumlah 247 jiwa atau sekitar 63 Kepala Keluarga (KK).(*)