KETIK, MALANG – Malang Autism Summit 2024 akhirnya digelar pada 3-5 Oktober 2024 di Malang Creative Center (MCC). Di hari pertama kegiatan, salah satu fokus utamanya untuk menghapuskan stigma terhadap anak autis.
Clinical Director Penawar Special Learning Centre Malaysia, Ruwinah Abdul Karim menjelaskan jumlah anak autis di Indonesia akan semakin meningkat tiap tahunnya.
Pemerintah dan masyarakat harus diberikan edukasi agar dapat lebih inklusif dalam membuat kebijakan maupun hidup berdampingan dengan anak autis.
"Saya juga mau menyeru pada masyarakat Indonesia, tolong dikurangi stigmanya berkaitan dengan anak berkebutuhan khusus. Mereka sama seperti kita, mau hidup sama seperti kita, membutuhkan yang sama seperti kita. Jadi ayo kita berjalan membantu anak anak autis ini," ujarnya, Kamis 3 Oktober 2024.
Dari data yang telah dihimpun, terdapat hampir 2,4 juta anak autis di Indonesia dan dapat terus meningkat. Anak dengan autis diketahui ciri-cirinya sejak berusia 18 bulan namun baru dapt didiagnosis ketika mencapai umur 2 tahun 6 bulan.
Untuk menyadarkan masyarakat dan pemerintah terkait pentingnya perhatian terhadap anak autis, juga dilakukan beberapa kegiatan. Mulai dari general conference, seminar, lokakarya, pameran dan juga konsultasi gratis bagi orang tua untuk mendiagnosis anaknya.
"Autis ini tidak ada obat yang bisa kita kasih. Terapi seperti okupasi terapi, fisioterapi, terapi wicara, psikologi, itu sangat bisa membantu anak autis untuk menjadi lebih baik. Agar mencapai 80 persen kemandirian mereka," ujar perempuan dari Malaysia itu.
Peserta yang datang pun berasal dari berbagai latar belakang dan juga daerah, bahkan dari Jakarta dan Sumatera. Dalam tiga hari kegiatan, sudah ada 3.000 peserta yang mendaftarkan diri pada Malang Autism Summit 2024.
Rata-ata, anak autis mempunyai masalah dari segi komunikasi, seperti tidak bisa berbicara, hiperaktif, tantrum hingga kesulitan dalam bertingkah laku. Kendati demikian mereka memiliki IQ yang lebih tinggi dari anak normal lainnya.
"Tapi dari segi IQ mereka sebenarnya lebih tinggi, lebih baik dari anak-anak biasa. Cuma mereka membutuhkan support yang lebih dari orang luar, supaya mereka bisa lebih berdikari di masa depan," tuturnya.
Usai kegiatan Malang Autism Summit 2024, pihaknya akan menyerahkan sebuah piagam yang berisikan pernyataan maupun rekomendasi keapda pemerintah. Hal tersebut agar pemerintah dapat membuat kebijakan yang lebih inklusif bagi anak autis dan berkebutuhan khusus lainnya.(*)