KETIK, PACITAN – Puluhan peziarah memadati Makam Kanjeng Jimat di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Malam Satu Suro, Sabtu (6/7/2024).
Makam Kanjeng Jimat berada di Dusun Kebonredi, Desa Tanjungsari, Kecamatan Pacitan. Tepatnya berada di puncak Bukit Giri Sampoerno.
Untuk mencapai situs Kanjeng Jimat yang terletak di atas bukit itu, peziarah harus menaiki sekitar 180 anak tangga.
Ia merupakan tokoh yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Pacitan. Pun dikenal sebagai bupati ketiga di daerah bernama Wengker Kidul kala itu.
Menurut penuturan salah satu peziarah, Mas Kencur, dari Arjosari, Pacitan, Malam Satu Suro merupakan waktu yang tepat untuk ber-tabarruk dan menghindar dari cinta dunia yang berlebihan.
"Tidak ada alasan khusus, hanya ingin mendapat keberkahan saja dari sosok yang dinilai memiliki kedekatan dengan Allah," sambung Kencur bersama temannya.
Puluhan peziarah memadati Makam Kanjeng Jimat di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Malam Satu Suro, Sabtu (6/7/2024). (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
Para peziarah lain juga tampak khusyuk memanjatkan doa di depan makam Kanjeng Jimat. Tahlil dan yasin dilafalkan sebagai bentuk penghormatan.
Tak sedikit pula peziarah juga membawa amalan dan ritual khusus yang mereka percaya agar dapat membawa keberuntungan dan keselamatan.
Meski jumlah peziarah mengalami peningkatan, namun suasana di sekitar makam nampak tetap terjaga dan kondusif.
Malam Satu Suro merupakan salah satu malam yang dianggap keramat oleh sebagian besar masyarakat Jawa.
Pada malam suro, banyak orang yang melakukan ritual dan tradisi tertentu, seperti berziarah, meditasi, maupun berirakat.
Lebih lanjut, untuk sekadar diketahui, Kanjeng Jimat, memiliki nama asli Ki Ageng Djayaniman, ia memerintah Pacitan sebagai bupati ketiga dari tahun 1812 hingga 1826.
Kanjeng Jimat dihormati oleh masyarakat Pacitan dan sekitarnya karena jasa-jasanya dalam menyebarkan agama Islam dan membangun daerah. (*)