KETIK, SURABAYA – Mahasiswa program studi (Prodi) Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag Surabaya), Rizky Fajar Hidayat berhasil menciptakan peta penyebaran gizi buruk di wilayah Jawa Timur.
Sistem informasi ini dibuat melalui tugas akhir yang berjudul 'Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Penyebaran Gizi Buruk Wilayah Jawa Timur Dengan Algoritma K-Means Clustering'.
Mahasiswa asli Kota Surabaya ini mengaku mendapatkan arahan penuh oleh dosen pembimbingnya yakni Supangat, M.Kom.
Awalnya, Fajar, sapaan akrabnya, ingin memperbaiki sistem pemetaan penyebaran gizi buruk yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) yang masih bersifat akumulatif dan hanya menampilkan angka dan data.
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sistem informasi kasus gizi buruk yang dimiliki Dinkes di Jawa Timur ini masih sekadar menampilkan angka-angka dan data yang sifatnya akumulatif. Sehingga detail mengenai kondisi potensi gizi buruk belum ada," ujarnya, Selasa (15/8/2023).
Berangkat dari hal tersebut, Fajar kemudian menciptakan sistem informasi pemetaan penyebaran gizi buruk di wilayah Jawa Timur dengan menambahkan bentuk visualisasi.
"Istimewa dan kelebihan sistem informasi yang saya ciptakan ini dapat menampilkannya dalam bentuk visualisasi peta. Selain itu pengguna juga bisa melihat detail penyebaran dan tingkat penyebaran di suatu daerah," ungkap Fajar.
Menggunakan algoritma K-means clustering, lanjut Fajar, sistem informasi ini memungkinkan untuk menampilkan pengelompokan wilayah kasus penyebaran gizi buruk di Jawa Timur.
"Dengan menggunakan K-means clustering akan menghasilkan tiga cluster wilayah dengan tingkat kerentanan kasus penyebaran gizi buruk berdasarkan kota atau kabupaten, yakni tingkat tertinggi, tingkat rentan, dan tingkat rendah," terangnya.
Sistem informasi itu, kata Fajar akan menggunakan website dengan berbagai fitur yang inovatif yakni salah satunya fitur pelaporan.
"Aplikasi ini dijalankan melalui website. Pada halaman utama terdapat peta visualisasi titik penyebaran gizi buruk beserta detail penyebarannya," lanjut Fajar.
"Selain itu, website ini saya lengkapi dengan fitur pelaporan, sehingga para pengguna dapat memasukan data gizi buruk secara mandiri yang kemudian nanti divalidasi oleh admin ke peta di halaman utama," paparnya.
Dengan adanya sistem informasi pemetaan penyebaran gizi buruk ini, Fajar berharap dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dan pemerintah untuk melihat kasus-kasus gizi buruk.
"Semoga adanya sistem ini dapat meminimalisir penyebaran gizi buruk di Jawa Timur. Masyarakat dapat melihat dan melapor, juga Dinkes Jatim dapat melakukan peninjauan dan analisis yang jauh lebih baik," ungkap putra dari Moch. Sofi'i ini. (*)