KETIK, MALANG – Ratusan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) lakukan aksi menuntut penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang melesat naik hingga dua digit. Kebijakan tersebut berimbas pada mahasiswa baru yang akan berkuliah di Kampus Biru itu.
Massa aksi tiba di halaman Gedung Rektorat UB pada Rabu, (22/5/2024) 10.50 WIB dan meminta Rektor Prof Widodo sekaligus Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya Prof Dr Muchamad Ali Safaat.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa Dr Setiawan Noerdajasakti, serta Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Prof Unti Ludigdo turut menghampiri massa aksi. Namun kedatangan dua pejabat kampus itu tak lantas menenangkan gejolak amarah mahasiswa.
Hingga akhirnya terjadi upaya menerobos masuk ke dalam Gedung Rektorat. Aksi saling dorong pun membuat aksi semakin ricuh.
Para mahasiswa yang melakukan aksi di halaman gedung rektorat UB menuntut penurunan UKT. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
"Hari ini kampus kita dikomersialisasi. Apabila pejabat kampus kita hari ini mereka tidak turun dalam jangka waktu 10 menit kita langsung masuk," ungkap Ginting, salah satu peserta aksi.
Tak berselang lama, Prof Ali Safaat pun datang menghampiri mahasiswa. Namun api kekecewaan tetap membara sebab Prof Widodo sebagai pemangku kebijakan tidak hadir.
"UB telah menciderai mahasiswanya. Hari ini UKT telah dinaikkan. Jangan pernah diam, hari ini waktunya mahasiswa bertindak," serunya.
Para mahasiswa pun memberikan tujuh poin tuntutan kepada pihak Rektorat. Salah satu tuntutannya ialah meminta pihak Rektoran merevisi 12 golongan UKT yang mencekik mahasiswa baru. Apabila poin-poin tersebut tak direalisasikan dalam jangka waktu 3x24 jam, maka para mahasoswa mengancam akan melakukan aksi susulan.
"Kami berikan tenggang waktu 3 kali 24 jam untuk rektor merealisasikan poin tuntutan. Jika tidak diindahkan kita akan hadir di sini dengan masa lebih besar," ujar perwakilan aksi masa, Zikria Bima. (*)