KETIK, PACITAN – Lifter muda Indonesia asal Pacitan, Jawa Timur, Luluk Diana Tri Wijayana menggemparkan Indonesia bahkan dunia Juni lalu. Gadis berusia 17 tahun ini sukses menahbiskan diri sebagai juara IWF Youth World Championship 2022 alias Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2022 di Meksiko.
Luluk pulang dengan membawa 3 medali emas sekaligus. Di putaran final kelas 49 kg, perempuan kelahiran Pacitan, 9 Agustus 2005 ini mampu mengangkat Snatch 75 Kg, dan Clean & Jerk 95 Kg, dan mencatat total angkatan 170 Kg.
Catatan angkatan Luluk Diana Wijayana itu mengungguli atlet asal Polandia, Oliwia W. Drzazga dan atlet tuan rumah Gonzalez J. Lopez. Kedua atlet tersebut akhirnya harus puas hanya berada di posisi kedua dan ketiga.
Oliwia W. Drzazga mencatatkan total angkatan 161 Kg (Snatch 70 Kg dan Clean & Jerk 85 Kg). Kemudian Gonzalez J. Lopez membukukan catatan total angkatan 153 Kg (Snatch 68 Kg, Clean & Jerk 85 Kg).
Ajang IWF Youth World Championship 2022 sendiri diikuti 205 lifter remaja. Mereka terdiri dari 115 putri dan 90 putra dari 39 negara.
Ketua Pengurus Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Provinsi Jawa Timur, Jeffry Tagore mengaku, hasil tersebut sudah sesuai prediksi. Itu karena Luluk Diana telah mempersiapkan diri sejak 2021 lalu.
Hanya, karena tidak ada dukungan dari Pengurus Pusat (PP) PABSI dan dengan alasan pandemi Covid-19 akhirnya Luluk tidak jadi berangkat (ke Kejuaraan Dunia Junior 2021).
"Hasil sesuai yang kita prediksi. Gambaran ini sudah sejak Kejuaraan Dunia 2021 lalu di Arab Saudi, kita sudah menyangka dia bisa juara dunia. Hanya karena keterbatasan, dulu tidak bisa. Baru kali ini dia membuktikan diri sebagai juara dunia," sebut Jeffry dilansir Surya.
Di Kejuaraan IWF Youth World Championship 2022, Jeffry mengaku, PABSI Jatim berusaha keras memberangkatkan Luluk secara mandiri. Karena, PB PABSI dan Kemenpora tidak bisa memberikan dukungan anggaran.
Luluk Diana Wijayana saat menjadi juara di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2022 di Guanajuato, Meksiko Juni lalu. (Foto: dok. KONI Jatim)
Dikutip dari Indozone.id, Luluk tumbuh dari keluarga sederhana. Rumah Luluk masih semi permanen. Dia lahir dan besar di desa kecil yaitu Pagutan, Kabupaten Pacitan. Jaraknya sekitar 15 km dari pusat kota kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Di dalam rumah itu orang tua Luluk, Ponijem dan Misno menunjukkan kebanggaanya kepada sang buah hati. Foto Luluk terpampang di ruang tamu. Tidak hanya itu, deretan piagam dan medali juga terpampang di ruang tersebut.
Atlet binaan klub angkat besi Bina Satria itu, memang sudah kerap memenangkan kejuaraan tingkat provinsi hingga nasional. "Luluk merupakan anak yang membanggakan. Sejak kecil cerdas, lincah dan rajin membantu orang tua," ujar Ponijem kepada tim IDZ Creators.
Tak hanya pekerjaan rumah, Luluk juga disebut tak malu membantu orang tuanya bekerja di sawah. Maklum, kedua orang tuanya memang petani.
Ponijem mengaku nyaris melewatkan pertandingan anaknya. Pasalnya dia sempat terlelap sebelum anaknya bertanding. Dalam tidurnya, Ponijem bermimpi mendapatkan ikan yang banyak.
"Setiap Luluk bertanding pasti mimpi begitu. Dan Luluk pasti menang. Kata orang kan kalau mimpi dapat ikan bakal dapat rezeki. Ya itu rezekinya, anak saya menang," terang Ponijem menceritakan buah hatinya itu bangga. Luluk saat ini masih merupakan siswi kelas X SMA Punung, Pacitan.(*)