KETIK, SURABAYA – PT Petrogas Jatim Utama (Perseroda) mencatat kenaikan laba perusahaan sepanjang 2022. Tak tanggung-tanggung, perusahaan badan usaha milik daerah (BUMD) milik Pemprov Jawa Timur mampu mengkatrol laba mencapai 400 persen jika dibandingkan 2021.
Angka kenaikan laba tersebut juga diikuti penjaga deviden ke pemerintah provinsi dan berhasil memperoleh status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan laporan keuangan.
Seluruh capaian itu dipaparkan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT PJU untuk tahun buku 2022 di Kantor PT. PJU, Jalan Pemuda Surabaya.
RUPST dipimpin oleh Direktur PT PJU Buyung Afrianto. Dihadiri pemegang saham, yaitu Pemprov Jatim (99,06 persen), diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Prov Jatim Mohammad Gunawan Saleh didampingi Kepala Biro Perekonomian Setda Prov Jawa Timur Budi Raharjo.
Kemudian turut hadir Dirut PT Air Bersih Jatim Joko Triono selaku pemegang saham 0,04 persen. Lalu juga ada Komisaris Utama PT PJU Husnul Khuluq.
Direktur PT PJU, Buyung Afrianto dengan Agenda utama RUPST adalah Pengesahan laporan tahunan dan laporan keuangan tahun buku 2022 dan Pengesahan penggunaan laba PT Perseroan tahun buku 2022.
Direktur Buyung Afrianto pada kesempatan tersebut memaparkan laporan kinerja operasional dan keuangan perusahaan tahun 2022.
Berdasarkan hasil audit KAP memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). PJU mencatat laba bersih sebesar Rp131.180.514.569, meningkat 400 persen lebih dibanding tahun 2021 sebesar Rp30.592.781.013. Atas capaian ini, Direktur PJU Buyung Afrianto mengaku bersyukur.
"Alhamdulillah laporan keuangan PT PJU mendapat WTP. Ini patut kita syukuri seiring dengan perolehan laba tahun 2022 tersebut. Selain karena adanya peningkatan lifting pendapatan dari WK Cepu, juga manajemen melakukan perbaikan internal yaitu konsolidasi untuk peningkatan kondusivitas lingkungan kerja dan efisiensi operasional yang mencapai 40 persen," ungkap Buyung Afrianto.
Atas hasil kenaikan laba ini, setoran dividen PT PJU ke Pemprov Jatim sebagai pendapatan asli daerah (PAD) turut meningkat dari target Rp16,5 Miliar menjadi Rp20 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp13,5 Miliar.
"Sebagai BUMD milik Pemprov Jatim sudah barang tentu kami berkewajiban memberikan manfaat bagi masyarakat Jawa Timur melalui setoran PAD dan multiplier effect lainnya yang sejalan dengan Nawa Bhakti Satya Ibu Gubernur," kata Buyung menambahkan.
Sementara target pada tahun 2023 ini, Buyung Afrianto menegaskan PT PJU, tetap optimistis mengembangkan sejumlah usaha untuk memperoleh sumber pendapatan baru.
Misalnya pendapatan dari pengelolaan PI10% WK Ketapang, kegiatan usaha gudang LPG 3kg kerjasama dengan PT Pertamina Retail di Mojowarno Jombang dan pengembangan solar panel.
Buyung juga mengatakan, bahwa sebagian laba tahun 2022 berdasar keputusan RUPST disetujui juga untuk dipergunakan membiayai inovasi atau usaha pengembangan baru perusahaan.
Antara lain pengembangan CNG gas untuk industri, trading LPG dan condensate, pengembangan kawasan pelabuhan di Probolinggo, serta pengembangan solar panel mendukung program energi baru terbarukan (EBT) dalam Rencana Umum Energi Daerah (RUED) dan mendukung Surat Edaran Gubernur 671/630/124.5/2022 mengenai PLTS atap.
Diketahui, PT Petrogas Jatim Utama (Perseroda) mencatat kenaikan laba perusahaan sepanjang 2022. Tak tanggung-tanggung, perusahaan badan usaha milik daerah (BUMD) milik Pemprov Jawa Timur tersebut mampu mengkatrol laba mencapai 400 persen jika dibandingkan 2021 lalu. Atas capaian ini, Direktur PJU Buyung Afrianto mengungkapkan rasa syukur.(*)
