KETIK, SIDOARJO – Proyek betonisasi jalan di ruas Jalan Desa Tarik hingga Desa Mliriprowo, Kecamatan Tarik, merupakan satu di antara proyek-proyek infrastruktur jalan di Kabupaten Sidoarjo. Pembetonan dilakukan karena Pemkab Sidoarjo sering menerima keluhan tentang kondisi jalan yang sering rusak. Masyarakat senang.
Pada Jumat malam (22/6/2023) lalu, Pemkab Sidoarjo menyosialisasikan lagi program pembangunan jalan beton tersebut di Balai Desa Singogalih, Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Ratusan warga berdatangan. Mereka menyambut gembira proyek tersebut. Pembetonan pun dimulai pada Rabu (4/7/2023).
Diperkirakan, pengerjaan betonisasi itu akan berlangsung selama 6 bulan. Jika lancar, proyek akan selesai pada 31 Desember 2023. Untuk itu, masyarakat diminta bersabar. Mendukung proyek tersebut agar selesai tepat waktu.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo Anang Siswandoko terlihat memegang dan meremas serpihan beton tanggul penahan tanah (TPT) di proyek betonisasi jalan desa di Mliriprowo, Tarik, Sidoarjo. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Menurut rencana, proyek jalan beton membentang sepanjang sekitar 5,7 kilometer. Lebarnya sekitar 5 meter. Jalan tersebut membentang antara Desa Tarik, Desa Singogalih, Desa Kedungbocok, hingga Desa Mliriprowo, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo.
Di lokasi, beton jalan tampak memanjang. Pada Rabu siang (23/8/2023), terlihat pengendara motor melewatinya. Warga sudah menjajal enaknya jalan beton itu meski belum tuntas. Mereka melalui bentangan beton yang sudah mengeras. Kondisinya sudah terlihat mulus. Tidak ada lagi lubang-lubang jalan aspal seperti sebelumnya.
Ketika Komisi C datang melakukan inspeksi mendadak pada Rabu siang itu, mereka juga melihat dari jauh. Saat itu, Wakil Ketua Komisi C Anang Siswandoko dan anggota Komisi C Mohamad Sochib terus mengamati pasangan tanggul penahan tanah (TPT).
Anang mengatakan dirinya sangat menyesalkan kondisi itu. Sebab, program betonisasi ini ditunggu-tunggu masyarakat. Selain itu, menggunakan uang negara. Dia menduga pemasangan batu kali, semen, dan pasir di TPT itu tidak sesuai spesifikasi.
”Gak pantes garapan ngene iki. Iki soal duite negoro, Pak,” ungkapnya.
”Masiyo ngentit yo ojo nemen-nemen,” timpal Sochib. Maksudnya, mencari untung itu wajar asal tidak keterlaluan.
Anang dan Sochib lalu menanyakan kepada petugas konsultan pengawas, apakah pernah menegur pelaksana proyek tentang kondisi TPT tersebut. Pengawas itu mengaku pernah. Ketika ditanya apakah peringatan itu dilakukan tertulis, dia juga membenarkan.
Namun, saat Anang menanyakan mana bukti surat teguran itu, dia belum mampu menunjukkan. Rombongan Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo lantas meninggalkan lokasi. Di bawah sebuah gubuk, terlihat seorang lelaki berbaju putih menegur tiga anak muda. Dia meminta para petugas konsultan pengawas itu benar-benar melaksanakan tugasnya di lokasi. ”Ini tanggung jawabmu,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Komisi C DPRD Sidoarjo menyidak proyek, para legislator DPRD Sidoarjo terus mengawal dan mengawasi pelaksanaan program-program strategis Pemkab Sidoarjo. Salah satunya, pembangunan infrastruktur jalan beton.
Rabu siang (23/8/2023), rombongan Wakil Ketua Komisi C Anang Siswandoko dan Sekretaris Komisi C Mohammad Rojik datang bersama anggota komisi bidang pembangunan dan lingkungan itu. Ada Mochammad Sochib, M. Nizar, Bahrul Mustofa Idhom, dan Vike Widya Asroni.
Anang dan anggotanya menuju tanggul penahan tanah (TPT) di sisi jalan beton. Langkahnya tegas. Dia mendatangi titik bangunan TPT yang tampak mencurigakan. Anang lantas menekan pasangan batu kali di TPT itu. Ambrol. Diremasnya campuran semen dan pasir sampai hancur. Wajahnya seketika tampak kesal.”Lho, opo-opoan iki. (Apa-apaan ini, red),” ujarnya. (*)