KETIK, PACITAN – Di balik keindahan alam dan kekayaan buda, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur kembali mencuri perhatian lewat kisah seorang perempuan bernama Sumarti (48). Warga RT 02 RW 03, Lingkungan Pojok, Dusun Nglaos, Desa Banjarjo, Kecamatan Kebonagung ini sukses menggeluti usaha rengginang singkong atau masyarakat setempat menyebutnya krecek telo.
Berkat rengginang singkong buatannya, ia telah mengukir namanya sebagai salah satu tokoh pembuat jajanan paling terkenal di daerah ini. Dalam perjalanan kuliner yang panjang dan penuh suka maupun duka, ia berhasil mempopulerkan makanan ringan terbuat dari singkong berkualitas tinggi olahannya hingga ke berbagai daerah.
"Awalnya puluhan tahun lalu hanya menjadi klemikan di rumah, hanya dimakan sekeluarga. Akhirnya saya mencoba untuk dibuat menjadi produk yang layak dipasarkan," katanya saat ditemui di rumahnya, Kamis (24/8/2023).
Dalam memproduksi rengginang singkong, Sumarti dibantu oleh keponakannya Lilik Ermasari (36), dengan berbekal resep turun-temurun. Mereka meramu rengginang singkong racikan bumbu rahasia untuk menciptakan rasa yang menggugah selera dan sulit ditiru.
"Resepnya rahasia, tidak boleh ada yang tahu," ucapnya.
Tahap pengeringan dilakukannya secara teliti, demi menghasilkan produk yang renyah dimulut. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
Sumarti telah membuat kerupuk rengginang selama 31 tahun atau sejak tahun 1992 silam. Kemauannya dalam membuat usaha ini, tak lain ingin membantu suami yang bekerja serabutan.
Usahanya pun berbuah manis. Selain meningkatkan pendapatan keluarga, juga bisa mencukupi kebutuhan tak terduga.
"Ya syukur alhamdulillah, setiap 3 hari pembuatan, terus kemudian dijual selalu habis. Untuk omzet per bulan kalau jutaan kayaknya ada," jelasnya.
Pembuatan rangginang singkong yang cukup diminati berbagai kalangan masyarakat ini ternyata cukup sederhana, tapi harus didukung cuaca yang bagus.
"Kurang lebih hampir sama dengan membuat sermiyer. Nah sama juga masalahnya, kalau pas pengeringan cuacanya harus mendukung," tambahnya.
Rengginang buatan Sumarti, sementara hanya memiliki satu varian, yakni rasa bawang. Jajanan ini sudah dipampang di toko-toko dan tembus hingga seluruh pasar di perkotaan.
Dengan kerja keras dan ketekunan, ia mampu menjadikan usaha rengginang singkongnya sebagai salah satu produk kuliner yang berkualitas dan layak dicicipi siapa pun yang berkunjung ke Pacitan. Bahkan, banyak wisatawan yang rela berkunjung ke tempat produksi di rumahnya.
Karena usahanya ini, ibu dua anak itu juga memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar. Dia memanfaatkan para petani singkong lokal dalam usahanya, membantu meningkatkan pendapatan mereka dan mendorong pengembangan pertanian.
"Ya kalau beli tak prioritaskan untuk membeli hasil tani warga setempat. Biasanya beli satu karung 50 kilo nanti jadinya 15 kiloan krecek," tuturnya.
Proses membentuk Krecek. (Foto: Sumarti for Ketik.co.id)
Kisah ini mengingatkan akan pentingnya peran perempuan dalam menggerakkan ekonomi dan lingkungan. Kemudian bagaimana satu individu dapat membuat perbedaan nyata dalam lingkungannya melalui usaha dan inovasi.
Hal Ini menegaskan bahwa kota berjuluk seribu satu gua ini juga merupakan destinasi kuliner dan kaya akan budaya dan cita rasa. Termasuk salah satunya UMKM milik Sumarti ini, yang telah terbukti kualitasnya ke setiap lidah para konsumen.
"Harga krecek saya jualnya antara Rp18 sampai Rp24 ribu per kilo, tetapi kadang kala ada yang menjual dalam kemasan berisi 18 biji seharga Rp 14.000. Bagi yang pengen membeli, sangat boleh menghubungi nomor anak saya 085230684121," pungkas Sumarti dengan penuh senyuman. (*)