KETIK, SIDOARJO – Pertemuan dengan Kepala DLHK Sidoarjo Dr Bahrul Amig memuluskan jalan pengusaha pentol bakso bernama M. Abi Khoirul Rizal. Masalah air limbah produksinya di Desa Tanjekwagir, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, teratasi dengan cepat. Berkat cairan ampuh eco lindi, bau busuk lenyap.
Suatu malam pada Juni 2023 lalu, Abi Khoirul Rizal hendak memarkir mobil di kampungnya, Desa Tanjekwagir, Kecamatan Krembung. Dia kebablasan. Dilihatnya saat itu, Kades Tanjekwagir Amirul Fasikin. Sepupunya ini sedang berbicara dengan seseorang. Akrab sekali. Mereka layaknya teman lama.
Pria itu adalah Bahrul Amig. Dia mantan camat Krembung. Sekarang kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo. Amig memang sedang berada di desa tersebut untuk acara demo pengolahan limbah rumah tangga. Memberikan pencerahan ke masyarakat. Bagaimana limbah rumah tangga bisa ditangani sejak dari rumah.
”Pertama ketemu itu saya cerita tentang limbah usaha. Pak Amig kok langsung respons. Malam itu juga beliau mendatangkan eco lindi,” cerita Abi, sapaan Abi Khoirul Rizal.
Dia tidak mengira. Amig begitu ringan tangan. Tidak ada prosedur berbelit-belit. Tidak lewat surat-menyurat seperti birokrasi. Padahal, saat itu, posisinya adalah kepala dinas di Pemkab Sidoarjo.
Abi mengaku sempat terheran-heran. Obat macam apa yang dibawa. Sejenis cairan kimia atau formula organik. Warnanya hitam pekat. Disimpan dalam jeriken. Ternyata namanya eco lindi. Cairan ini temuan Rania Naura Anindhita, mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
Nah, begitu acara demo di desa itu selesai, Abi, Amig, dan Amirul pun menuju lokasi usaha Abi. Lelaki 40 tahun itu selama ini memproduksi pentol dan beragam olahannya. Baik pentol jadi maupun adonan setengah jadi.
Di tempat itu, ada bak-bak air limbah. Cairan bekas daging, tepung, dan bumbu-bumbu. Masalahnya, air limbah itu mengeluarkan aroma tidak sedap. Warnannya keruh pula. Untung warga tidak sampai unjuk rasa.”Kata tetangga baunya kecut,” ungkap Abi.
Cairan hitam itu lalu dicampur dengan air. Amig lantas meminta bantuan Abi untuk menuangkan cairan itu ke kolam penampungan limbah olahan pentol. Kolam pertama dan kedua dicampuri eco lindi. Di kolam ketiga, cairan eco sungai dicampurkan agar air limbah sesuai dengan ekosistem sungai.
Cuma dalam beberapa menit, terjadi perubahan kuat. Air limbah di bak mandi bervolume 3 x 3 x 1 meter itu tidak berbau lagi. Abi kaget bukan kepalang. Sebab, sudah lama dirinya mencari cara untuk mengatasi bau limbah itu. Lingkungan sekitar protes.
Dia bisa agak tenang karena para tetangga diajaknya menjadi pekerja. Tapi, dia sadar. Dia tetap harus mencari solusi agar masalah limbah tidak terjadi lagi di masa mendatang. Dia sering merenung. Mencari jalan keluar. Berhari-hari. Berbulan-bulan. Bertahun-tahun lamanya.
Tapi, Amig memecahkan masalah peliknya itu hanya dalam beberapa menit. Air beribu-ribu meter kubik di bak limbah tidak mengeluarkan aroma asam lagi. Wajah Abi mulai semringah.
Namun, belum rampung kagetnya. Abi diajak ke sungai tak jauh dari tempat usahanya. Ada ikan-ikan yang terlihat di situ. Cairan lantas dituangkan ke air sungai. Ikan-ikan tetap hidup. Itulah indikator bahwa air sungai sudah ramah lingkungan. Amig ternyata juga membawa formula eco sungai. Tambah yakin Abi.
Hingga saat ini, dia rutin mengambil eco lindi ke kantor DLHK di Siwalanpanji, Kecamatan Buduran. Biasanya, 20 liter eco lindi dicampurkan ke tiga bak air limbah yang diletakkan berjajar. Posisi 1, 2, dan 3. Total volumenya sekitar 90 ribu liter.
Alhamdulillah sudah berubah. Tidak ada bau. Warnanya pun tidak pekat lagi. Di bak terakhir ada ikan-ikan peliharaan.”Ada ikan yang mati, tapi agak lama matinya,” paparnya.
Cairan eco lindi pun ditambah menjadi 40 liter. Sejak itu tidak ada lagi ikan yang mati. Sampai sekarang kondisi air limbah selalu dimonitor.
Begitu pula air sungai. Setiap sepekan sekali, airnya dipantau. Abi mendapatkan lagi satu formula yang bernama eco sungai. Cairan itu mampu menjaga kondisi sungai agar tetap bersih dan aman lingkungan.
Kolam kedua di pabrik pentol Tanjekwagir, Krembung, Sidoarjo, masih diolah agar tidak berbau. Eco lindi dicampur air lantas dicampurkan ke kolam. (Foto: Abi Khoirul Riza for Ketik.co.id)
”Sekarang saya datang lagi ke DLHK. Waktunya mengambil lagi,” kata Abi saat ditemui Ketik.co.id di kantor DLHK Sidoarjo pada Selasa sore (18/7/2023). Dia bersama dua orang. Saudara dan seorang teman masa kecilnya.
Abi mengaku masih bertanya-tanya. Sebab, untuk memperoleh eco lindi dan eco lingkungan itu, dirinya tidak pernah diminta membayar apa pun. Jadi, hanya mengambil dan mengambil. Mengapa? Rupanya, Amig punya alasan kuat membantu Abi melancarkan bisnis pentolnya. (bersambung)