KETIK, MALANG – Miun (50) merupakan seorang warga Madura yang memutuskan untuk merantau dan mengadu nasib di Kota Malang. Setiap harinya Miun datang ke Alun-Alun Merdeka Kota Malang untuk berjualan pakan burung.
Kondisi Alun-Alun Merdeka Kota Malang yang dipenuhi dengan burung-burung, ia tangkap sebagai peluang untuk menyambung hidup. Ia mengaku telah berjualan pakan burung di sana sejak tahun 90 an.
Sejak pagi hari ia rutin menunggu kedatangan masyarakat yang ingin menikmati suasana di tempat hiburan gratis Kota Malang itu.
"Saya jualan pakan burung sudah sejak lama, dari tahun 90an. Setiap hari jualan pakan burung sama jadi loper koran," ujar Miu, saat ditemui pada Kamis (8/2/2024).
Banyak pengunjung yang datang untuk membeli pakan burung dagangannya. Biasanya pembeli berasal dari kalangan remaja ataupun orang tua yang membawa anak kecil.
Para masyarakat yang asyik bermain dan memberikan makan pada burung di Alun-Alun Merdeka Kota Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
Miun membawa sekitar 400 bungkus kecil pakan burung. Untuk satu plastik kecil ia jual seharga Rp 1.000 saja. Menurutnya ramai atau tidak dagangannya bergantung pada tingkat kunjungan masyarakat.
Pada saat akhir pekan atau hari-hari libur, pakan burung yang ia bawa selalu ludes terjual. Namun kondisi tersebut akan berbeda apabila hujan sedang turun.
"Tidak pasti berapa habisnya pakan burung. Tapi kalau paling laku itu bisa sampai habis dagangannya. Tergantung pengunjung juga, asal tidak hujan. Saya biasanya satu kantong kresek begini isinya 400 bungkus," lanjutnya.
Saat ramai pengunjung, ia dapat berjualan sampai pukul 14.00 WIB. Namun tak jarang Miun harus membawa pulang sisa dagangannya yang hanya laku 200 - 300 bungkus.
"Ini saya pakannya beli langsung jadi, tidak buat sendiri. Jadi saya beli terus saya kemas sendiri," sambungnya.
Ia mengaku senang berjualan pakan burung meskipun penghasilan yang ia terima tidak seberapa. Banyak masyarakat khususnya anak-anak yang merasa senang dapat bermain dan memberi makan burung-burung yang ada.
"Senang jualan ini karena di sini banyak burung dan ramai orang-orang yang kasih makan burung, terus foto-foto," sebut Miun.
Penghasilan tersebut cukup untuk ia gunakan untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarga yang kini tinggal di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Miun sendiri memiliki seorang istri dan tiga orang anak, dengan dua di antaranya masih duduk di bangku sekolah.
"Namanya manusia pasti ada rasa cukup dan tidak cukup. Kalau dibuat cukup ya akan cukup, tapi buat saya sudah dan yang penting mensyukuri dan dinikmati saja. Meskipun kita dapat rezeki banyak kalau tidak disyukuri ya hampa rasanya," tutupnya. (*)