KETIK, BANDUNG – Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Tarumajaya, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, siap mewakili Jawa Barat dalam KIMFest 2023 yang akan diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI pada 27-29 Oktober 2023 mendatang.
Kepala Diskominfo Kabupaten Bandung, Yosep Nugraha mengusulkan KIM Tarumajaya untuk mewakili Jawa Barat, sebab KIM Tarumajaya sudah menjadi KIM mandiri yang tidak hanya aktif mempublikasikan informasi mengenai kegiatan desa, tetapi juga aktif dalam meningkatkan literasi masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang mandiri.
Media informasi yang dimanfaatkan KIM Tarumajaya dalam melakukan publikasi di antaranya melalui Instagram, Facebook, Youtube, serta website desawisatatarumajaya.com telah rutin memproduksi konten-konten seputar kegiatan serta potensi desa seluruhnya dibuat dan dikelola oleh KIM Tarumajaya secara mandiri.
"Diskominfo hanya melatih bagaimana cara mengedit, bagaimana cara mengelola informasi sampai menjadi konten, selebihnya mereka yang mengembangkan sendiri. Jika KIM sudah bisa mandiri, maka akan menguntungkan masyarakatnya karena KIM akan menjadi modal jaringan informasi antara masyarakat, pemerintah, dan pihak lainnya sehingga tercipta peluang kerja sama untuk pembangunan ke depannya,” jelas Yosep.
Ketua Forum Komunikasi KIM (FK-KIM) Provinsi Jawa Barat, Deny Sonjaya pun menyetujui usulan tersebut. Menurutnya, KIM Tarumajaya sudah memenuhi kriteria layak untuk bertanding di tingkat nasional.
“Tinggal perapihan dokumentasi administrasi dan penambahan konten city branding-nya saja yang perlu ditingkatkan. Masih ada waktu,” kata Deny.
Wakil Ketua KIM Tarumajaya, Uus Kusmana yang turut hadir dalam rapat persiapan tersebut menjelaskan, KIM Tarumajaya memiliki semangat yang tinggi untuk memajukan desa dengan membangun kemandirian kolektif. Menurutnya, KIM harus mampu memberikan edukasi kepada masyarakat agar mereka memiliki kemampuan mengolah sumber daya alam yang dimiliki desanya sehingga mendapatkan nilai tambah ekonomis.
“KIM memang harus serba bisa. Kami harus banyak belajar dan melakukan praktik didampingi universitas dan sekolah-sekolah tinggi, baru bisa menginformasikan dan mengedukasi masyarakat,” paparnya.
Uus juga memaparkan KIM Tarumajaya memiliki peranan penting dalam mencapai visi desa, yakni menciptakan desa wisata yang berkelanjutan. KIM berperan dalam meningkatkan literasi masyarakat untuk menunjang visi tersebut. Contohnya membuat dengan mengedukasi cara mengolah kopi mulai dari pembibitan sampai menjadi produk kopi siap minum.
“Kami bahkan bekerja sama dengan Disnaker Kabupaten Bandung dalam melatih warga desa mengolah biji kopi hingga menjadi produk layak jual sebagai UMKM. Tidak hanya sampai di situ, kami juga terus mendampingi mereka sampai menjadi barista dan mampu membuat café sebagai sarana penunjang desa wisata,” tambahnya.
Lebih jauh, ia berharap agar predikat Desa Mandiri itu tidak hanya nama yang diberikan oleh pemerintah. Menurutnya, kemandirian desa harus lahir dari masyarakatnya sendiri, yaitu yang tidak sekadar tahu bagaimana cara mendapatkan sumber daya alam, tetapi juga mampu mengolah sumber daya alamnya sehingga memiliki nilai ekonomi bagi keluarga dan lingkungannya.(*)