KETIK, JEMBER – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Gedung Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Taruna Bhumi di Padepokan Arum Sabil, Kecamatan Tanggul, Jember pada Rabu (6/12/2023).
Sebagai wujud dukungan Pemerintah Provinsi Jatim untuk mempertahankan sebutan lumbung pangan nasional. Hal itu terbukti dengan hasil pangan Jatim baik dari sektor pertanian, peternakan, bahkan perikanan lebih unggul daripada provinsi-provinsi lainnya.
Khofifah memaparkan inovasi yang diimplementasikan di P4S itu sangat strategis, bukan hanya regional dan nasional.
“Tapi lumbung pangan dunia yang harus selalu dikembangkan sektor pertanian,” ujarnya saat memberikan sambutan di Gedung bak Istana Negara itu.
Khofifah memberikan sambutan Peresmian Gedung Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Taruna Bhumi di Padepokan Arum Sabil. (Foto: Fenna/Ketik.co.id)
Tentunya sejalan dengan prestasi Jawa Timur yang produksi tertinggi se-Indonesia pada beberapa komoditas. Termasuk hasil panen gabah, jagung, pisang, bahkan populasi sapi potong maupun sapi perah.
“Semua stakeholders seperti KTNA, Gapoktan, dan Balai Besar Inseminasi Singosari perannya luar biasa, tidak ada sukses yang bisa kita capai sendirian,” imbuh Khofifah saat wawancara.
Di samping itu, Pendiri P4S Arum Sabil mengatakan bahwa terdapat perjalanan panjang sejak tahun 1999 hingga akhirnya bisa berkembang sampai pada hari ini.
“P4S lahir tahun 1999, dulu namanya tempat belajar bersama. Sejak tahun 2010-2012 setelah Menteri Pertanian datang ke sini menjadi P4S. Lalu dijadikan binaan mereka,” ulasnya.
Tampak dari depan Gedung P4S Taruna Bhumi di Tanggul Jember yang mirip Istana Negara. (Foto: Dok. Ketik.co.id)
Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya ini merupakan ambisi dari Arum Sabil untuk menciptakan ekosistem pertanian yang berbasis ramah lingkungan. Sebagai bentuk tanggung jawab atas pangan yang dihasilkan harus aman dikonsumsi oleh masyarakat.
Adapun beberapa hasil inovasi dalam sektor peternakan yang berhasil memproduksi telur ayam yang minim kolesterol dan bebas residu antibiotik. Begitu pula hasil pertanian yang dikembangkan menggunakan pestisida alami.
“Minimal paling tidak bebas residu antibiotik. Karena kita punya tanggung jawab untuk menghasilkan pangan yang sehat,” pungkas Arum.(*)
