KETIK, MALANG – Pelayanan yang maksimal akan membuat optimal kesehatan pasien. Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat meresmikan Gedung Rehabilitasi Medik Terpadu dan Manajemen RSUD dr Saiful Anwar, Sabtu, (11/10/2023).
Khofifah mengimbau seluruh RSUD Pemprov Jatim memberikan suasana pelayanan yang nyaman terhadap pasien. Setiap RSUD diharapkan mampu memberikan sugesti kesembuhan terhadap diri pasien.
Hal tersebut sempat ia rasakan ketika berkunjung di salah satu Rumah Sakit di Vienna. Khofifah tidak merasakan suasana rumah sakit yang identik dengan bau obat ketika pertama kali menginjakkan kaki di rumah sakit tersebut.
"Rumah sakit di bagian bawah itu seperti plaza sehingga orang bisa happy masuk di situ. Tidak berasa bahwa di dalamnya ada tindakan macam-macam, tidak ada aroma obat. Itu tahun 1994 di Vienna, dan di tahun 2023 ini rasanya kita belum sampai pada suasana seperti itu," ujarnya Khofifah.
Khofifah yang juga Ketua Umum Muslimat ini berharap seluruh RSUD Pemprov Jatim dapat menciptakan dan mewujudkan master plan untuk membuat pasien yang masuk ke rumah sakit mendapatkan suasana nyaman, dengan hati yang senang.
"Hati yang lapang akan bereaksi pada pikiran yang lapang. Itu akan menjadikan raw input bagi para pasien. Suasana di rumah sakit dapat menjadikan mereka menjadi lapang dari awal," sebutnya.
Penambahan infrastruktur juga harus berseiring dengan peningkatan layanan terhadap pasien. Menciptakan kultur melayani bukan hanya sebagai tugas dan tanggung jawab dokter dan perawat saja, namun seluruh elemen hingga petugas keamanan.
"Saya pernah mendapat perlakuan tidak baik dari satpam salah satu rumah sakit. Bukan persoalan saya segabai gubernur, tapi saya berfikir apakah perlakuan yang saya terima ini, jangan-jangan juga diterima oleh orang lain," tanyanya.
Untuk itu, Khofifah meminta keramahan dapat senantiasa tertanam pada setiap rumah sakit di Provinsi Jawa Timur. Jika secara infrastruktur rumah sakit dapat menyiapkan maka derajat kualitas layanan juga harus ditingkatkan.
"Itu butuh mental melayani, butuh kultur pelayanan dan hal ini tidak gampang. Rumah Sakit di Jatim saya harap bisa mengurangi terjadinya capital flight, di mana orang lebih memilih berobat di luar negeri. Saya rasa karena profesionalisme yang luar biasa sampai mereka merasa terjamin setelah dapat layanan dari RS di luar negeri. Mereka punya sugesti akan sembuh jika dilayani seperti ini," tambahnya. (*)