KETIK, JAKARTA – Setelah beberapa kali mengalami pelemahan, rupiah akhirnya mengalami penguatan terhadap dolar AS, dengan nilai tukar sebesar Rp15.680 per dolar AS pada perdagangan Selasa (10/10/2023). Rupiah menguat 12 poin atau 0,08 persen dari perdagangan sebelumnya.
Penguatan rupiah juga diikuti oberbagai mata uang dari negara asia lainnya, seperti won Korea Selatan menguat 0,47 persen, peso Filipina menguat 0,15 persen, yuan China naik 0,07 persen.
Disusul yen Jepang yang menguat 0,11 persen, baht Thailand menguat 0,25 persen, dolar Singapura menguat 0,10 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,08 persen.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah ini terjadi karena respon pasar terhadap pernyataan petinggi The FED yang menguatkan kemungkinan AS tidak akan menaikkan suku bunga acuan.
“Potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp 15.650 per dolar AS, dengan potensi resisten di sekitar Rp 15.700 per dolar AS,” ucapnya
Sementara itu Analis Pasar Lukman Leong menuturkan walaupun tengah menguat rupiah masih dibayangi oleh ancaman pelemahan akibat konflik yang terjadi antara Hamas Palestina dan Israel. Konflik ini akan membuat pelaku pasar mengantisipasi kemungkinan adanya eskalasi konflik.
"Walau demikian, penguatan akan terbatasi oleh perang Israel-Hamas," tuturnya.(*)