KETIK, JAKARTA – Pengacara Eggi Sudjana, Rustam Effendi dan rekan melakukan pertemuan dengan Tokoh Nasional Dr Rizal Ramli di Kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (25/2/2023).
Eggi Sudjana sendiri merupakan kuasa hukum Bambang Tri Mulyono, penggugat ijazah 'palsu' Jokowi.
Dalam pertemuan ini, Eggi melaporkan kepada Rizal Ramli perihal 'keruwetan' proses pengadilan dugaan ijazah palsu Jokowi di Solo. Pengadilan telah berlangsung sejak Januari 2023 lalu.
Menurut Eggi, Jaksa Penuntut Umum (JPU) gagal menghadirkan saksi-saksi yang dapat memberikan bukti keaslian ijazah Jokowi.
JPU bahkan total menghadirkan 22 orang saksi. Terdiri dari 5 saksi ahli dan 17 saksi fakta. Akan tetapi, ucap Eggi, dari 22 orang saksi-saksi tersebut tidak ada yang pernah melihat ijazah asli Jokowi.
"Banyak kesaksian yang hanya berisi pernyataan-pernyataan dan hear say (katanya) tanpa mampu menunjukkan ijazah asli. Padahal masalahnya sederhana, tinggal tunjukkan ijazah asli, gitu saja kok repot," ungkap Eggy disambut tawa Rizal Ramli.
Rizal Ramli yang kerap disapa Bang RR tersebut kemudian banyak bertanya kepada Eggi dan kawan-kawan tentang proses pengadilan.
Menurut RR, kasus ini adalah masalah sederhana. Namun proses persidangan berjalan ruwet dan bertele-tele tanpa menghadirkan barang bukti.
"Kok hanya barisan testimoni dan hear say tanpa bisa menghadirkan barang bukti?," tanya RR.
Ia lalu menyimpulkan semua itu lewat sebuah kata bijak sakti mirip seperti ungkapan terkenal dari Sir William Garrow - seorang pengacara, politisi dan hakim pengawal reformasi asal Inggris. "Dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah".
"Until proven, it is questionable (sampai terbukti, itu meragukan)," tegas mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur tersebut.
Jokowi Tak Dekat Kalangan Intelektual
Rizal Ramli melihat jika Jokowi memang kurang nyaman berada di antara tokoh-tokoh diplomatis dan kritis. Dr Yudi Latif, sebut RR, bahkan mengatakan bahwa ‘Jokowi cendrung anti-intelektual’.
"Memang mereka yang diragukan ijazahnya cenderung tidak suka, bahkan anti-intelektual. Berbeda dengan Bung Karno, Pak Harto dan Gus Dur yang senang dikelilingi kalangan intelektual," ucap RR.
Di sisi lain, Rizal Ramli juga menangkap gejala pembohong phatalogis (phatological liar). Hasil kajian pada tahun 2020 mendefinisikan kebohongan patologis sebagai pola perilaku berbohong berlebihan yang terus-menerus, menyebar, dan seringkali kompulsif.
Kondisi ini mengarah pada gangguan fungsi sosial, pekerjaan, atau area lain yang signifikan secara klinis, menyebabkan penderitaan yang nyata, menimbulkan risiko bagi diri sendiri atau orang lain.
Rizal Ramli menambahkan, kebiasaan untuk berbohong berkali-kali seperti dalam kasus 'mobil siluman' Esemka, pidato berulang-ulang mengurangi impor tetapi meneruskan impor adalah salah satu dari sekian potensi gejala pathologic liar tersebut.
"Rakyat disuruh tingkatkan belanja, padahal boro-boro nabung? Makan saja susah karena kebutuhan pokok dinaikkan, menunjukkan gejala anti-intelektual karena intelektual itu boleh salah, tapi tidak boleh bohong. Kebiasaan berbohong berulang-ulang, PHP (pemberi harapan palsu) tanpa realisasi ini nyaris mendekati gejala pembohong phatalogis (phatological liar)," ujar RR.
Oleh karena itu, RR juga meminta DPR agar segera memanggil Presiden Jokowi untuk menjelaskan keaslian ijazahnya. Karena salah satu tugas negara adalah mencerdaskan bangsa.
"Bangsa yang cerdas harus dipimpin oleh pemimpin yang amanah, jujur dan cerdas, dan tidak anti-intelektual," sambung Rizal.
Rizal Ramli Penampung Keluhan Rakyat
Dr Rizal Ramli kerap menjadi tumpuan keluhan atas ketidakadilan. Pertemuan Eggi Sudjana bersama rekan dengan Rizal Ramli untuk membahas ganjalan dalam proses pengadilan adalah satu dari sekian problema yang kerap ia tampung.
Bebagai kalangan masyarakat dan pengurus organisasi sering menemui Rizal Ramli jika menghadapi kesulitan dan meminta bantuan penyelesaian.
Misal pada tahun 2017 lalu. Puluhan rakyat korban penggusuran di Bukit Duri dan Aguarium datang menemui mantan Menko Gus Dur tersebut. Mereka menangis tersedu-sedu karena selain digusur juga dimaki oleh gubernur saat itu.
Akhirnya RR bersama Sandyawan Sumardi berhasil membujuk Gubernur Anies Baswedan untuk membangun rumah susun bagi mereka.
Demikian juga ketika pemerintah berniat melikuidasi Garuda Indonesia. Puluhan pilot dan karyawan Garuda menemui RR meminta tolong dengan sangat agar Garuda jangan dibubarkan.
Mantan Penasehat PBB itu akhirnya menggunakan ‘pengaruhnya’ melalui media sosial dan komunikasi langsung dengan pejabat supaya Garuda tidak dibubarkan.
Rizal Ramli sendiri sebelumnya pernah menyelamatkan Garuda dari kebangkrutan pada tahun 2001 lalu. Rizal melakukan restrukturisasi utang Garuda dengan konsorsium bank-bank Eropa. Akhirnya Garuda tidak jadi dibangkrutkan.
Dengan mengadu kepada Rizal Ramli, akhirnya banyak masalah bisa terselesaikan meskipun tokoh cerdas pembela rakyat kecil ini bukan lagi pejabat. Ia tetap berkomitmen dan selalu menggunakan pengaruhnya untuk menegakkan keadilan bagi rakyat.(*)