KETIK, MALANG – Warga Sigura-gura Residence Kota Malang mengadukan persoalan banjir yang telah tiga kali melanda kawasan perumahan tersebut kepada Sekretaris Komisi D DPRD Kota Malang, Ahmad Fuad Rahman, Senin (20/5/2024). Aduan tersebut lantaran masyarakat resah terhadap salah satu rumah yang diduga berdiri di atas saluran drainase.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Paguyuban Sigura-gura Residence, Wahyu Dani yang juga warga RT 06 RW 08. Pada 25 November 2023 lalu kawasan tersebut kembali terjadi banjir setinggi leher orang dewasa hingga menenggelamkan satu unit mobil milik warga.
Namun dalam lima menit kemudian air tiba-tiba surut lantaran terjadi ambrol di depan rumah warga yang dipersoalkan. Saat ditelusuri ternyata terdapat saluran air yang tembus hingga ke Sungai Metro.
"Waktu itu dalam lima menit air tiba-tiba surut karena di pojokan itu ternyata ambrol. Kami tidak tahu kalau ternyata ada saluran air yang besar sekali dan tembus ke arah sungai Metro. Kalau gak salah dalamnya sekitar 3 meter dengan luasan 1,5 meter x 1,5 meter," ujar Wahyu.
Warga sempat mendapatkan site plan dari pengembang yang justru menunjukkan bahwa di lokasi rumah tersebut seharusnya digunakan sebagai fasilitas umum berupa musala. Namun banjir yang terjadi pada November 2023 silam membuat warga mempertanyakan kehadiran drainase yang seharusnya menjadi jalan keluar atas persoalan banjir.
"Cuma kami juga mempertanyakan, artinya kan saluran air di pojok itu ada sebelum rumah tersebut berdiri. Ya kita mempertanyakan saja. Kami juga sudah berusaha mencari di mana pengembang perumahan ini tapi belum ketemu sampai sekarang," paparnya.
Warga telah bergelut dengan persoalan banjir di perumahan tersebut sejak tahun 2010 yang menyebabkan efek traumatis. Tiap kali terjadi banjir, warga secara swadaya melakukan perbaikan tembok.
"Kami berusaha memberikan PSU ke Pemkot, supaya kalau ada sesuatu kejadian lagi, bisa menjadi tanggungjawab Pemkot. Selama ini kami untuk memperbaiki tembok, itu swadaya kami. Tapi setelah tembok diperbaiki, setiap kali hujan itu air sungai keluar melebihi tembok. Jadi kalau hujan ya kami trauma, terutama yang ada di wilayah belakang," tegasnya.
Sementara itu Ahmad Fuad Rahman turut menanggapi dan melakukan pengecekan terhadap aduan warga tersebut. Pihaknya akan mendatangkan beberapa pihak agar persoalan tersebut dapat segera diselesaikan.
"Ketika kami dapatkan pengaduan dari warga kami cek dokumennya, ternyata yang di sini fasilitas umum (fasum). Kalau fasum kan berati ada pelanggaran, membangun di atas fasum. Kalau kami dari DPRD ya berharap bisa dibongkar," ujar pria yang digadang akan maju merebutkan kursi N1 itu.
Menurutnya persoalan banjir di kawasan tersebut lantaran drainase yang kurang pas. Untuk itu ia mendorong Pemkot Malang dapat menormalisasi drainase di kawasan tersebut.
"Banjir ini karena saluran drainase ini kurang pas. Apalagi ada yang kekecilan, kemudian di atasnya ada bangunan, lha ini harus ditertibkan. Makanya dorongan kami agar dilakukan normalisasi drainase besar-besaran agar bisa menunjukkan komitmen kita untuk mengatasi banjir di Kota Malang," tambahnya.
Fuad mengaku telah mencoba mediasi kasus serupa di wilayah lain seperti Tunggulwulung, dan juga Tulusrejo. Sebelumnya Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat juga telah mendatangi perumahan tersebut pada November 2023 lalu saat banjir. Namun Fuad menyayangkan belum ada tindak lanjut yang dilakukan.
"Katanya Pak Wali sudah ke sini, beberapa anggota dewan juga pernah ke sini. Tapi tidak ada tindaklanjut. Makanya kita minta agar difasilitasi di dewan saja, duduk bareng, ngopi bareng, kita selesaikan masalahnya. Mudah-mudahan dari sini bisa terselesaikan," tutup politisi PKS itu.(*)
Kerap Dilanda Banjir, Warga Sigura-gura Residence Mengadu ke DPRD Kota Malang
Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa
20 Mei 2024 08:57 20 Mei 2024 08:57