KETIK, JAKARTA – Masalah biaya haji 2023 yang naik begitu besar dibandingkan tahun sebelumnya, masih menjadi polemik dan pertanyaan dari berbagai pihak dan calon jemaah haji. Kenapa Kemenag naikkan biaya haji saat Saudi turunkan paket 30 persen?
Kementerian Agama mengusulkan kenaikan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2023 sebesar Rp98,8 juta per calon jemaah.
Dari jumlah tersebut, setiap jemaah nantinya akan dibebani 70 persen atau Rp69 juta. Sementara, 30 persen sisanya ditanggung oleh dana nilai manfaat Rp 29,7 juta.
Jumlah biaya yang dibebankan kepada jemaah itu naik dari biaya haji 2022 sekitar Rp 39 juta atau sekitar 60 persen menjadi 70 persen.
"Tahun ini pemerintah mengusulkan rata-rata BPIH [Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji] per jemaah sebesar Rp 98.893.909," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR, Kamis (19/1).
Menurut Yaqut, langkah tersebut diperlukan untuk menjaga keberlangsungan dana nilai manfaat di masa depan.
Sementara itu, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan biaya paket haji pada 2023 lebih murah dari tahun sebelumnya.
Perwakilan Kementerian Haji dan Umrah untuk Layanan Haji dan Umrah, Amr bin Reda Al Maddah, mengatakan paket haji tahun ini 30 persen lebih murah dibandingkan pada 2022. Namun, rincian apakah paket haji tersebut berlaku untuk semua jemaah, baik internasional maupun domestik tidak dijelaskan.
Berdasarkan laporan Gulf News pada 15 Januari 2023, Al Maddah hanya mengatakan kategori domestik dibagi berdasarkan perusahaan penyedia layanan. Maka dari itu, program ini akan diputuskan sesuai jenis layanan yang tersedia di kamp.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah Eko Hartono pun membenarkan bahwa Saudi memang menurunkan harga paket haji untuk jemaah domestik.
"Jadi untuk jemaah domestik turun dari 5.666 riyal (sekitar Rp 22 juta) menjadi 3.900 riyal (sekitar Rp 15 juta) paket termurah, atau turun 30 persen," kata Eko, kepada awak media, Sabtu (21/1).
Sementara itu, menurut laporan, paket haji bagi jemaah internasional juga disebut turun. Namun, soal penurunan harga paket masih menjadi pembahasan Saudi dan pemerintah negara lain.(*)