KETIK, PACITAN – Kemarau panjang di tahun 2023 kian memuncak. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, Jawa Timur memberikan peringatan terkait dampak kesehatan yang mungkin terjadi akibat cuaca panas dan kurangnya pasokan air.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Pacitan, Jawa Timur, Ratna Susy mengungkapkan, kemarau dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, yakni penyakit tipes, ispa, diare, hingga gangguan penglihatan.
"Memang benar, cuaca ekstrem seperti saat ini sangat mungkin berdampak pada kesehatan masyarakat," katanya, Senin, (4/9/2023).
Kendati demikian, Ratna menambahkan, masyarakat harus menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik, minum air dalam jumlah cukup. Kemudian menghindari aktivitas berat di bawah sinar matahari langsung yang dapat memengaruhi kesehatan, terutama anak-anak dan orang lanjut usia.
Dia juga memaparkan beberapa hal penting untuk mengantisipasi dampak kesehatan selama musim kemarau ini berlangsung. Salah satunya warga diimbau untuk minum air dalam jumlah yang cukup setiap hari.
Kata dia, dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti pusing, mual, dan bahkan masalah ginjal. Menghindari minuman berkafein atau beralkohol adalah tindakan bijak selama periode kemarau ini.
"Tapi jangan minum yang dingin-dingin, itu malah membuat pusing, kalau tidak kuat malah jadi demam maupun pilek," jelasnya.
Sinar matahari yang kuat paa musim kemarau juga dapat merusak kulit dan meningkatkan risiko terbakar. Menggunakan tabir surya, topi, dan pakaian yang melindungi dari sinar UV ialah langkah penting.
"Begitu pula, dengan kondisi air yang buruk, juga beresiko muncul penyakit kulit, infeksi jamur, dermatitis kontak, biang keringat dan alergi matahari," paparnya.
Warga wajib memperhatikan dampak kekeringan bagi kesehatan, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat cuaca ekstrem. (Foto: Dok. Ketik.co.id)
Cuaca kering pada musim kemarau seringkali diikuti dengan peningkatan polusi udara. Warga juga diminta untuk menghindari aktivitas luar ruangan yang intens saat kualitas udara buruk, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan.
"Debu yang beterbangan juga perlu diantisipasi, kalau keluar rumah atau perjalanan sebaiknya menggunakan masker. Ini wajib bagi yang punya riwayat penyakit paru-paru," himbaunya.
Memantau kesehatan secara mandiri atau keluarga juga penting dilakukan sebelum timbul masalah yang lebih serius. Kecenderungan ini pada anak-anak dan lansia, yang lebih rentan terhadap dampak cuaca ekstrem.
"Wajib diperhatikan juga, terkait kondisi tubuh seperti mata, kulit hingga organ pernafasan pada diri masing-masing. Agar tak berbuntut pada penyakit serius seperti iritasi mata, diare, tipes, hingga ispa,"
Oleh karenanya, penting menjaga kesehatan selama musim kemarau ini. Menurut Dia, kesehatan merupakan aset berharga, dan dengan perencanaan yang baik, dapat mengurangi risiko dampak negatif yang mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem.
Dinkes Pacitan juga siap memberikan informasi dan bantuan medis kepada warga yang terdesak memerlukan penanganan selama musim kemarau berlangsung. Warga diharapkan untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan, guna dapat menjalani musim kemarau dengan aman dan sehat jasmani maupun rohani.
"Meskipun pelonjakan kasus kesehatan belum ada, dan terbilang cukup landai. Akan tetapi masyarakat harus tetap berhati-hati," tutupnya.(*)