KETIK, PACITAN – Kekeringan mulai melanda beberapa wilayah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Kondisi itu mulai berdampak pada ketersediaan air bersih.
Seperti yang dialami sejumlah warga di Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung.
Akibat kekeringan, stok air di beberapa sumur warga kian menipis. Warga terpaksa mencari air di sumber air lain, seperti sungai atau mata air.
"Ya blandong di sungai, sementara kalau di Desa Klesem bagian RT 002 RW 006, Dusun Duren, sekitar lima rumah sudah merasakan kesulitan mencari air," ungkap warga setempat, Suprapti (30), Senin (27/5/2024).
Krisis air bersih ini dipicu minimnya curah hujan selama beberapa pekan terakhir." Baru permulaan mungkin ya, awal musim kemarau," ujarnya kepada Ketik.co.id.
Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan mengatakan, puncak musim kemarau kemungkinan terjadi pada Juli hingga Agustus.
"Selama periode tersebut juga diprediksi dapat terjadi suhu udara cukup tinggi di kisaran 35 sampai 36 derajat Celcius," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggoro.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Juanda Surabaya juga memperkirakan bakal berlangsung hingga September.
Kendati demikian, Radite mengaku hingga saat ini belum ada permintaan air bersih ke BPBD Pacitan dari warga yang terdampak kekeringan.
"Hingga saat ini belum ada permintaan air bersih dari warga," tuturnya.
BPBD Pacitan mengimbau warga di wilayah yang rawan kekeringan untuk berhemat air dan mencari sumber air alternatif. "Ini tengah kami lakukan pemetaan wilayah yang rawan kekeringan," sergahnya.
BPBD Pacitan juga menghimbau masyarakat untuk bergotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan. "Perlu diantisipasi, utamanya pencemaran sumber air yang digunakan untuk minum warga," pungkasnya. (*)