KETIK, BANTUL – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, mencatat adanya kenaikan kasus Tuberkulosis (TBC) pada anak-anak. Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja mengatakan ada 619 anak yang terjangkit TBC. Dia mengklaim salah satu faktornya karena sering digendong atau diciumi orang-orang di sekitarnya.
"Jadi anak memang ada risiko penularan. Contoh anak umur 2 tahun, kan, sering digendong atau diciumin orang-orang. Hal itu (membuat) risiko kontak makin tinggi," tuturnya.
Peristiwa ini tentu memicu kekhawatiran orang tua sehingga takut membiarkan si kecil berinteraksi dengan orang lain. Banyak juga orang yang bertanya-tanya, apakah TBC bisa ditularkan melalui ciuman? Seperti apa penularan penyakit tersebut?
Dokter spesialis paru Profesor Faisal Yunus mengatakan TBC tidak bisa ditularkan melalui ciuman. Menurutnya, TBC bisa ditularkan melalui percikan dahak atau droplet yang keluar saat batuk atau bersin.
"Itu anggapan yang salah. Kalau hanya dari tertawa, senyum, atau berbicara itu TBC tidak bisa menular. Kalau berbicara, kan, yang keluar itu ludah. Ludah itu tidak dapat menularkan TBC, kecuali yang keluar itu dahak dari batuk atau bersin," ucap Faisal, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (23/12/2022).
Merujuk pada Pusat Pengendalian dan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, TBC tidak menular melalui ciuman. Pasalnya, bakteri penyebab TBC tidak terdapat di dalam air liur, melainkan di dalam percikan dahak yang keluar saat penderita batuk atau bersin.
Agus menjelaskan bahwa TBC anak tidak menular. Namun, ada beberapa gejala TBC yang bisa diperhatikan seperti batuk lebih dari dua pekan, demam, dan mengalami penurunan berat badan. "TBC anak tidak menularkan, tapi anak berpotensi tertular TBC tinggi," pungkasnya. (*)