KETIK, PACITAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan di tanah air, secara umum akan terjadi pada bulan November tahun 2023. Namun, akibat tingginya keragaman iklim di Indonesia, maka awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah.
Termasuk di Kabupaten Pacitan, untuk beberapa hari ke depan, sejauh ini belum terdapat tren yang menunjukkan label cuaca hujan. Sebagaian besar kondisi cuaca cenderung berawan dan cerah dengan suhu antara 20 hingga 30 derajat celsius, tingkat kelembaban 60 hingga 95 persen.
BMKG memprediksi hari tanpa hujan terjadi hingga akhir Agustus 2023. Sedangkan bulan September 2023 di Jawa Timur diprakirakan hujan meski intensitasnya rendah.
"Sejauh ini belum ada potensi hujan maupun pantauan yang menunjukkan bakal adanya hujan di bulan September, ini sesuai dengan prakiraan cuaca BMKG sekitar bulan November sampai Oktober," ungkap Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Radite Suryo Anggono, Selasa, (12/9/2023).
Prakiraan Cuaca Kabupaten Pacitan (Foto: BMKG)
Di samping itu, pada Senin (11/9/2023) malam kemarin, di wilayah Kecamatan Kebonagung sempat ada gerimis dengan waktu yang cukup singkat. Ibaratnya hanya membasahi permukaan belum sampai mengisi tampungan air warga yang makin menyusut.
"Untuk potensi curah hujan yang tinggi sampai sekarang sangat sedikit," ujarnya.
Sementara itu, periode puncak musim hujan sendiri diprediksi umumnya terjadi di Januari dan Februari 2024.
"Musim Hujan pada tahun 2023/2024 umumnya akan tiba lebih lambat dibandingkan dengan biasanya. Curah hujan yang turun pada periode musim hujan 2023/2024 pada umumnya diprediksi akan normal dibandingkan biasanya," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers prakiraan musim hujan 2023/2024 di Jakarta, dikutip dari laman resminya, Jumat (8/9/2023).
Kendati demikian, bakal ada beberapa daerah yang diprediksi mengalami curah hujan yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan biasanya.
Dwikorita menerangkan, bahwa awal musim hujan umumnya berkait erat dengan peralihan Angin Timuran (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan (Monsun Asia).
Berdasarkan prediksi BMKG, Angin Timuran diprediksi masih tetap aktif hingga November 2023, utamanya di Indonesia bagian Selatan. Sementara itu, Angin Baratan diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya.
Saat ini, lanjut Dwikorita, beberapa Zona Musim (ZOM) telah terkonfirmasi mulai mengalami musim hujan, yaitu sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau.
Selanjutnya, musim hujan akan terjadi di Sumatera bagian tengah dan selatan lalu secara hampir berurutan diikuti oleh Kalimantan, Jawa, kemudian secara bertahap akan mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024.
BMKG menyebut bahwa sejak mulai muncul pada pertengahan bulan Mei 2023, gangguan iklim El Nino terus berkembang mencapai level El Nino moderat sejak akhir Juli 2023 dan saat ini Indeks El Nino berada pada nilai +1.504. Kondisi El Nino moderate tersebut diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024. (*)